Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah kabar hoaks masih beredar di media sosial selama sepekan terakhir. Beberapa di antaranya menyebar dalam bentuk pesan berantai.
Satu di antaranya klaim Coca-Cola sedang mengadakan survei berhadiah. Pesan berantai ini ramai dibagikan sejak pekan lalu.
Advertisement
Salah satu yang mempostingnya adalah akun bernama Rianada Siadari. Dia mempostingnya di Facebook pada 26 April 2021.
Dalam postingannya terdapat narasi: "http://tattyqz.cn/coca/tb.php?v=id1619409200194"
Saat diklik link itu mengarah ada tautan dengan narasi sebagai berikut:
"Selamat! Coca-Cola Perayaan ulang tahun ke-20! Hari ini, 6 Mungkin, 2021, Anda sangat beruntung terpilih untuk survei kami. Hanya dalam satu menit, Anda akan mendapatkan hadiah yang luar biasa! Kami telah menyiapkan beberapa hadiah bagi yang berpartisipasi dalam survei. Anda hanya punya 0 menit dan 00 detik, untuk menjawab survei ini! Buruan, jumlah hadiah yang tersedia terbatas!"
Namun setelah ditelusuri, pesan berantai yang menyebut Coca-Cola sedang mengadakan program survei berhadiah adalah hoaks.
Selain klaim Coca-Cola sedang mengadakan survei berhadiah, terdapat pesan berantai hoaks lainnya yang telah ditelusuri. Berikut rangkumannya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Pesan Berantai Catut Nama Sekjen Kemenkes Ajak Bikin Grup Diskusi Covid-19
Beredar di aplikasi percakapan Whatsapp pesan berantai yang mencatut nama Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes) drg. Oscar Primadi MPH. Pesan berantai itu muncul dalam dua versi berbeda dan banyak disebarkan akhir pekan ini.
Dalam pesan berantai versi pertama, pelaku membuat narasi sebagai berikut:
"Saya Sekjen Kemenkes, dr OSCAR. Benar tdk video yang teman saya kirim,,,Berisi anggota DPR RI mesum dgn gadis cantik anak dari pengusaha sukses wilayah kita..??"
Sementara pada pesan berantai versi kedua terdapat narasi sebagai berikut:
"Saya Sekjen Kemenkes dr OSCAR. Melihat kondisi yang makin parah, kami merancang group diskusi online di Whatsapp tentang virus C19. dan sy pribadi dgn rasa hormat memohon untuk bergabung di group ini."
Setelah ditelusuri, pesan berantai tersebut ternyata hoaks. Pesan tersebut dikirimkan oleh orang tidak bertanggung jawab yang mengatasnamakan dan menggunakan foto profil Sekretaris Jenderal Kementerian kesehatan.
Baca selengkapnya di tautan berikut ini.
Advertisement
Daftar Dokter Meninggal Dunia Walau Sudah Divaksin Covid-19
Beredar di aplikasi percakapan dan pesan berantai pesan berantai berisi daftar dokter yang meninggal dunia dalam waktu bersamaan meski sudah divaksin covid-19. Pesan berantai itu ramai dibagikan sejak pekan lalu.
Salah satu yang mengunggahnya adalah akun bernama Duri Riau. Ia mempostingnya di Facebook pada 5 Mei 2021.
Berikut isi pesan berantainya:
"Breaking News
Indonesia berduka
Telah berpulang :
1. dr.Felicia Tanzil, SpKFR (Majalengka)
2.Dr.Ananto Prasetya Hadi(Ka Humas RSCM).
2. Dr. Fuad Mahfuzd, Sp. THT.
3. Kol Ckm Dr. Sjahruddin, Sp. THT-KL .
4. Dr.Oki Alfian bin H.Alamsyah.
5. Dr.Dharma Widya ( Direktur RSUD Aceh Timur )
6. Dr. Gatot Soeryo Koesumo, PFK, MM ( Direktur RS Aulia Jagakarsa) , Jakarta
7. dr. Wahyuning Saraswati ( Bogor)
8. dr Redy ( WaDir RSUD Banjar)
9. Prof.dr Dadang Hawari SpKJ( K)
10. Kol.CKM DR Is Priyadi (16.38) di RSPAD. Alumnus FK UNAIR 84.
Padahal mereka sdh melakukan Vaksin
Dalam waktu 24 jam, Indonesia kehilangan 10 Dokter karena COVID-19. Sungguh kehilangan besar bagi bangsa Indonesia."
Ia juga menambahkan narasi: "GARA2 WAJIB PROYEK VAKSIN COVID SIAPA YANG TANGGUNG JAWAB"
Setelah ditelusuri, pesan berantai yang berisi daftar dokter yang meninggal dunia dalam waktu bersamaan meski sudah divaksin adalah tidak benar.
Faktanya dokter yang meninggal dunia tidak dalam waktu bersamaan dan semuanya belum mendapat vaksin covid-19.
Baca selengkapnya di tautan berikut ini.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement