Cerebral Palsy, Pemuda di AS Mendobrak Penghalang dengan Olahraga Angkat Beban

Schafly mengatakan bahwa dia ingin bisa mengendalikan tubuhnya yang memiliki kondisi cerebral palsy dengan cara yang lebih sehat

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 14 Mei 2021, 13:00 WIB
Ciri-ciri Otot Polos Lurik dan Jantung (Sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Di usianya yang ke 23, Matt Schafly berhasil membentuk tubuhnya dengan latihan angkat beban. Namun sesungguhnya, ia memiliki kondisi cerebral palsy yang sempat menjadi tantangan utamanya saat ia berlatih.

Cerebral palsy merupakan suatu kondisi yang terjadi pada 1 dari 345 anak di Amerika Serikat (AS). Kondisi ini dapat melemahkan dan mengakibatkan masalah penggunaan otot.

Pria asal Missouri, AS itu mengatakan bahwa saat dirinya masih taman kanak-kanak atau kelas satu, ia sadar bahwa anak-anak di sekitarnya bisa berjalan dan berlari.

"Anda tahu, (mereka) mengejar anak-anak lain di taman bermain dan saya tidak bisa ikut," kata Schafly seperti dilansir dari CBS Minnesota pada Senin (10/5/2021).

Schafly pun kala itu dibawa ke Gillette Children's Specialty Healthcare di Minnesota, tempat yang dikenal sering menangani masalah anak-anak dengan cerebral palsy.

Saat itu, Schafly menjalani operasi otak yang dilakukan oleh ahli bedah anak Den Quanbeck.

"Dia menjalani tiga operasi ortopedi setelah itu, dengan kemungkinan ratusan episode terapi setelah itu, dan dia hanya memiliki etos kerja yang luar biasa dan sikap penuh harapan," kata Quanbeck.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini


Mengontrol Tubuh dengan Cara yang Lebih Sehat

Ilustrasi gym (Dok. Unsplash)

Meskipun sering mendapatkan suntikan semangat dari dokternya, namun Schafly mengungkapkan dirinya masih kerap merasa tidak berdaya.

"Saya hanya ingin mengambil kendali lebih," katanya. "Saya tahu saya bisa mengontrol tubuh saya dengan cara yang lebih sehat."

Di usianya yang masih sembilan tahun. Schafly pun mulai melatih dirinya untuk mengangkat beban. Hingga saat ini dia telah berusia 23 dan memiliki pekerjaan di bidang itu.

Schafly pun saat ini juga menjalankan bisnis latihan pribadi di St. Louis Gym.

Quanbeck pun mengakui bahwa dirinya terinspirasi oleh pasiennya tersebut. "Dia buas," katanya.

"Saya rasa saya ditempatkan di Bumi untuk menginspirasi orang-orang dengan disabilitas seperti saya, disabilitas tidak seperti saya, mereka yang mau belajar untuk berolahraga, terlihat seperti saya atau menjadi lebih baik," kata Schafly.

Menurutnya, kondisi cerebral palsy adalah hal yang akan ia miliki sepanjang hidupnya. Dia pun mengakui bahwa sering merasa sakit saat berlatih, namun dia selalu mendorong dirinya lebih keras.


Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya