Liputan6.com, Jakarta PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) atau Pupuk Kaltim tercatat memproduksi 1,7 juta ton pupuk di kuartal I 2021.
Rinciannya, PKT memproduksi sebanyak 904.913 ton pupuk Urea, 55.761 ton NPK dan 751.685 ton Amoniak. Jumlah produksi tersebut telah didistribusikan ke wilayah tanggung jawab Perusahaan di delapan wilayah, yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.
Advertisement
Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi mengatakan, upaya ini sejalan dengan misi Kementerian BUMN untuk membangun ketahanan pangan nasional, serta memulihkan perekonomian nasional akibat pandemi.
"Kami juga memastikan penyaluran pupuk berkontribusi penting dalam mendukung produktivitas petani dan kesuksesan musim tanam, serta menjaga perputaran ekonomi nasional selama pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 saat ini menjadi momentum yang semakin memacu kami untuk terus menjalankan komitmen tersebut," kata Rahmad dalam keterangannya kepada Liputan6.com, Senin (10/5/2021).
Lebih lanjut, hingga 30 April 2021, PKT telah menyalurkan pupuk dengan rincian 320.077 ton Urea subsidi, dari alokasi SK Mentan Tahun 2021 sebanyak 994.781 (32 persen terealisasi) dan 60.728 ton NPK subsidi, dari alokasi SK Mentan Tahun 2021 sebanyak 200.788 (30 persen terealisasi).
Sementara itu, PKT menyiapkan stok sebanyak 190.089 ton Urea subsidi dan 75.226 ton Urea non subsidi, di Gudang Lini 2 dan 3 serta 7.265 ton NPK subsidi dan 6.142 ton NPK non subsidi, di Gudang Lini 2 dan 3.
Guna memastikan kebutuhan pangan masyarakat terpenuhi, Pupuk Kaltim telah mengerahkan sejumlah inovasi termutakhir, seperti diversifikasi bahan pangan guna mengantisipasi krisis dan menyediakan pangan alternatif selain beras. Hal ini turut mendukung upaya pengembangan diversifikasi pangan oleh Kementerian Pertanian yang berfokus pada 6 pangan lokal sumber karbohidrat non beras, yaitu ubi kayu, jagung, sagu, pisang, kentang dan sorgum.
Diversifikasi pangan ini juga mampu memperbaiki kualitas tanah serta mengurangi hama dan penyakit. Upaya ini pun semakin dimantapkan dengan optimalisasi lahan sawah melalui metode pertanian pola integrated farming yang mengintegrasikan pertanian dan peternakan. Pola ini mengedepankan konsep zero waste dengan meminimalisasi penggunaan lahan eksternal dan memaksimalkan potensi yang ada.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Peningkatan Kesejahteraan Petani
Sementara dalam aspek meningkatkan kesejahteraan petani dan meningkatkan produktivitas, PKT memperkenalkan program Agro-Solution. Melalui program ini, PKT melakukan pendampingan intensif kepada petani dan budidaya pertanian secara berkelanjutan, dengan memperhatikan unsur masyarakat, lingkungan dan ekonomi.
Saat ini program Agro Solution telah ditetapkan sebagai program nasional di bawah PT Pupuk Indonesia (PI). PKT diberikan tugas untuk mengembangkan program Agro Solution di Bali, Gorontalo, Jawa (Tengah dan Timur), Kalimantan (Barat, Timur, Selatan dan Utara), NTB, NTT dan Sulawesi (Barat, Selatan, Tengah, Tenggara dan Utara).
Hingga 17 April 2021, Agro-Solution PKT telah dilaksanakan di lahan seluas 4.697 hektar di berbagai wilayah di Indonesia. PKT menargetkan pada 2021 ini, Agro Solution dapat dilaksanakan di lahan seluas 12.000 hektar, baik untuk komoditi padi, jagung, maupun komoditi lainnya.
Inovasi lainnya juga dikembangkan pada aspek teknologi produksi PKT yang telah diakui oleh forum dunia. PKT turut diundang untuk berpartisipasi dalam Hannover Messe 2021, pameran teknologi industri bergengsi dan terbesar di dunia, yang diikuti berbagai negara. Dalam ajang tersebut, PKT turut ambil bagian menampilkan capaian dan kemampuan Perusahaan dalam transformasi teknologi.
"Pembenahan dan perbaikan seluruh resources kami lakukan untuk optimalisasi digital di lingkungan perusahaan. Dengan implementasi teknologi, peningkatan kinerja produksi dapat tercapai guna memenuhi kebutuhan pertanian dan ketahanan pangan nasional," tutur Rahmad.
Advertisement