IPO USD 1 Miliar, Monde Nissin Siap Gaet GIC hingga Fidelity

Monde Nissin sedang dalam pembicaraan dengan perusahaan dana investasi pemerintah Singapura dan AIA Group Ltd dalam rangka IPO.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 10 Mei 2021, 14:49 WIB
Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Singapura - Produsen makanan asal Filipina, Monde Nissin Corp. diketahui tengah melakukan pembicaraan lebih lanjut dengan sejumlah pihak terkait rencananya untuk penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO). 

Dilansir dari Bloomberg, Senin (10/5/2021), Monde Nissin sedang dalam pembicaraan dengan perusahaan dana investasi pemerintah Singapura (Government of Singapore Investment Corporation/GIC Pte) dan perusahaan asuransi Hong Kong AIA Group Ltd.

Bedasarkan keterangan sejumlah pihak yang enggan disebutkan namanya, Fidelity International dan Capital Group Cos juga sedang dalam diskusi untuk membeli saham dalam penawaran IPO Monde Nissin.

Monde Nissin menetapkan harga akhir untuk IPO sebesar 13,50 peso per saham. Dengan besaran ini, perusahaan berpotensi meraup dana segar hingga 48,6 miliar peso (USD 1 miliar).

Kendati begitu, hingga saat ini musyawarah masih berlangsung dan lineup investor bisa berubah. Sayangnya, sampai dengan berita ini ditulis, seluruh pihak terkait belum memberikan tanggapan.

Monde Nissin mulai mengukur permintaan untuk menjadi perusahaan publik lewat IPO tersebut pada April. Dengan 48,6 miliar peso, IPO akan melampaui penawaran SM Investments Corp. sebesar 28,8 miliar peso pada 2005 yang tercatat sebagai IPO terbesar di Filipina hingga saat ini.

Menurut prospektus sebelumnya, saham Monde Nissin diharapkan mulai diperdagangkan pada 7 Juni. Dana hasil IPO rencananya akan dialokasikan termasuk untuk pembayaran pinjaman dan penggunaan perusahaan secara umum.

UBS Group AG, Citigroup Inc. dan JPMorgan Chase & Co. adalah koordinator global bersama dari kesepakatan tersebut, sedangkan penjamin emisi lokal adalah BDO Capital & Investment Corp., BPI Capital Corp. dan First Metro Investment Corp.

   

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Bursa Saham Asia padal Awal Perdagangan

Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan saham Senin, 10 Mei 2021, seiring data rilis pekerjaan Amerika Serikat (AS) yang belum sesuai harapan.

Indeks saham Nikkei naik 0,85 persen. Sementara itu, indeks saham Topix menguat 0,89 persen. Di Korea Selatan, indeks saham Kospi mendaki 0,51 persen dan indeks saham Australia ASX 200 menguat 0,67 persen pada awal perdagangan.

Data pekerjaan Amerika Serikat pada April 2021 lebih lemah dari yang diharapkan. Laporan menunjukkan jumlah pekerja di AS bertambah 266.000 pada April dan tingkat pengangguran naik menjadi 6,1 persen.

Namun, wall street bereaksi lebih lembut dengan data tersebut. Namun, indeks saham Dow Jones naik 2,7 persen pada pekan lalu. Indeks saham S&P 500 menguat 1,2 persen. Indeks saham Nasdaq tergelincir 1,5 persen.

"Data gaji non sektor pertanian yang belum sesuai harapan menjadi berita buruk merupakan berita baik untuk bursa saham AS pada Jumat 2021. Tambahan pekerja 266 ribu merupakan hal normal, tetapi mengejutkan pasar karena mengharapkan empat kali lebih besar,” tulis Analis ANZ dalam catatannya, Senin, 10 Mei 2021.

Investor akan mencermati rilis data dari Australia termasuk penjualan ritel untuk Maret dan kuartal pertama.

Sementara itu, indeks dolar AS turun 0,07 persen menjadi 90,174. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 108,69 per dolar AS. Harga minyak Amerika Serikat berjangka naik 1,12 persen menjadi USD 65,63 per barel. Harga minyak Brent mendaki 1,16 persen menjadi USD 69,07 per barel.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya