Bos Instagram Minta Maaf Soal Bug Bikin Unggahan IG Stories Terhapus

Bos Instagram meminta maaf kepada banyak pengguna atas adanya bug yang membuat unggahan Instagram Stories terhapus beberapa waktu lalu.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 10 Mei 2021, 15:41 WIB
Instagram Stories kehadiran fitur caption otomatis (Foto: Instagram)

Liputan6.com, Jakarta - Bos Instagram Adam Mosseri meminta maaf terkait adanya sebuah bug yang menghapus unggahan IG stories pengguna pada Kamis, 6 Mei 2021.

Bug dalam sebuah sistem tentu hal yang tidak mengherankan. Masalahnya, bug ini hadir dalam waktu yang sangat tidak tepat.

Pada tanggal tersebut, para aktivis AS tengah menggaungkan kesadaran mengenai perempuan adat yang terpinggirkan dengan kampanye MMIWG2S.

Gara-gara bug itu berbagai unggahan IG Stories para aktivis hilang dan membuat mereka bertanya-tanya bagaimana unggahan seperti itu dihapus dengan sengaja oleh pihak Instagram.

Kendati demikian, dalam permintaan maafnya, Instagram memberikan penjelasan bahwa bug yang membuat IG Stories hilang ini berpengaruh ke pengguna di seluruh dunia.

Adam Mosseri dalam penjelasannya mengatakan, unggahan Stories tidak dihapus karena konten apa pun.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Permintaan Maaf

Ki-Ka: Mike Krieger, Adam Mosseri dan Kevin Systrom (screenshot via Instagram Kevin Systrom)

"Kemarin kami mengalami bug teknis yang berdampak pada jutaan stories pengguna, highlight, arsip di seluruh dunia. Bagi mereka yang terdampak bug ini, mereka melihat stories yang dibagikan kembali hilang dan arsip serta highlight Stories juga hilang," kata Mosseri lewat cuitan.

Lebih lanjut dia juga mengatakan, banyak orang berpikir Instagram telah menghapus konten karena apa yang diunggah atau hashtag yang dipakai.

"Namun bug ini tidak terkait dengan isi kontennya, alih-alih merupakan masalah yang menyebar luas dan kini telah diperbaiki," katanya melalui Twitter @mosseri.

Sekadar informasi, kampanye yang digaungkan para aktivis AS terkait isu tingginya tingkat kekerasan terhadap masyarakat adat, terutama perempuan, anak perempuan, dan orang dengan dua jiwa. Para aktivis pun mencoba meningkatkan kesadaran tentang hal tersebut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya