3 Langkah Jeli Memanfaatkan Peluang Bisnis Kuliner, Tak Sekadar Menerka-nerka

Dalam membuka usaha, penting untuk mengetahui data, fakta, dan informasi.

oleh Putu Elmira diperbarui 11 Mei 2021, 03:30 WIB
Ilustrasi buka usaha. (dok. Unsplash.com/@chuklanov)

Liputan6.com, Jakarta - Membuka usaha di tengah masa pandemi Covid-19 memiliki tantangan tersendiri. Meski begitu, ada beragam upaya yang dapat ditempuh untuk merintis usaha yang berkaitan akan makanan dan minuman dengan memperhatikan beberapa aspek penting.

GM Corporate Communication Foodizz Sarita Sutedja, menyampaikan semua inovasi dalam mencipta usaha membutuhkan proses. Namun, ada langkah-langkah sederhana dalam menggali ide untuk inovasi itu, termasuk melihat peluang atau mengenali masalah yang ada di sekitar.

"Contoh coffee shop, saya sebagai pebisnis selalu melihat peluang, potensi pasar kopi masih bisa digarap," kata Sarita dalam bincang virtual Econovation 2021, Senin (10/5/2021).

Sarita melanjutkan, dalam 3--4 bulan ke belakang, di Bandung ada cukup banyak coffee shop baru yang buka. Hal tersebut dikatakannya, berarti potensi untuk menggaet pasar dalam usaha kopi masih cukup menyita atensi.

"Pertanyaan selanjutnya, coffee shop seperti apa yang diinginkan sehingga tidak masuk dalam crowded market dan potensial market yang mana," tambahnya.

Langkah kedua dilanjutkan dengan terciptanya ide itu muncul ketika mengetahui dan mendapatkan data, fakta, dan informasi seputar yang ingin diketahui. Upaya ini bisa didapatkan dengan menjalankan riset kecil terkait usaha apa yang akan dibuka.

"Berdasarkan fakta yang ada, siapa saja pemain kopi yang jadi kompetitor harus dikumpulkan, nama tempat mereka, kelebihan dan kekurangannya, dan (konsumen) suka tempat yang seperti apa," lanjutnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Ide hingga Aksi

Ilustrasi bekerja. (dok. Unsplash.com/Andrew Neel @andrewtneel)

Pada langkah ketiga, ketika ide muncul dan memahami fakta dan informasi yang ada, Anda disarankan mencari data di lapangan. Sarita menyebut, mengeluarkan ide dan insight harus dipahami terlebih dahulu.

"Misalnya muncul buat coffee shop yang women empowerment, semua tentang perempuan, dari barista, karyawan perempuan semua. Juga kegiatan semua berkaitan dengan women empowerment itu menarik berdasarkan insight," ungkap Sarita.

Baru dilanjutkan dengan membuat rencana bisnis secara detail, mulai dari rencana keuangan, rencana marketing, rencana operasional, rencana organisasi, rencana supply chain management (SCM), hingga rencana untuk growth-nya nanti seperti apa.

"Yang tidak kalah penting, harus dikerjakan. Jadi tidak cuma bikin planning, tapi harus dieksekusi setelah itu harus dievaluasi," jelas Sarita.


New Normal, 15 Aturan Harus Dipatuhi Perusahaan

Infografis New Normal, 15 Aturan Harus Dipatuhi Perusahaan. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya