Liputan6.com, Jakarta - Korea Selatan mengecam keras ledakan yang terjadi di sebuah sekolah di Kabul, Afghanistan yang menewaskan sedikitnya 68 orang dan melukai lebih dari 160.
Ledakan yang diduga terjadi akibat bom mobil dan alat peledak rakitan, menewaskan korban yang sebagian besara adalah anak-anak.
Advertisement
"Pemerintah kami mengecam keras serangan yang terjadi di dekat sebuah sekolah di ibu kota Afghanistan, Kabul pada 8 Mei. Kami juga menyampaikan belasungkawa kami yang terdalam kepada para korban dan keluarga mereka yang berduka," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, Choi Young-sam, seperti dilansir Yonhap News Agency, Senin (10/5/2021).
Insiden itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara pemerintah Afghanistan dan kelompok Taliban ketika Amerika Serikat menarik pasukannya keluar dari negara tersebut.
Para pejabat dan pemimpin Afghanistan menuduh Taliban bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi kelompok militan tersebut telah membantah.
Saksikan Video Berikut Ini:
Anak-Anak Korban Tewas Ledakan di Sekolah Afghanistan Dimakamkan
Dikutip dari BBC, sesi pemakaman pertama dilangsungkan di taman "Makam Martir", untuk para korban ledakan.
Laporan kantor berita AFP menyebut, para keluarga korban tanpa mengungkapkan dukanya ketika menyaksikan anak-anak mereka hendak dikubur.
Salah satu penduduk daerah itu, menurut laporan AFP, mengatakan: "Saya bergegas ke tempat kejadian dan menemukan beberapa jasad".
"Semuanya perempuan. Tubuh mereka bertumpuk," ungkapnya.
Ledakan tersebut diyakini disebabkan oleh bom mobil dan dua alat peledak rakitan yang ditempatkan di daerah tersebut.
Seorang korban selamat, bernama Zahra, mengatakan kepada wartawan bahwa dia berhasil meninggalkan sekolah saat ledakan terjadi.
"Teman sekelas saya meninggal. Beberapa menit kemudian ada ledakan lagi, dan ledakan lagi. Semua orang berteriak dan ada darah di mana-mana," katanya.
Advertisement