4 Tanggapan Terkait Pidato Jokowi soal Bipang Ambawang

Unggahan video pidato Jokowi membuat sejumlah orang memberikan tanggapan terkait ajakan Presiden menyarankan bipang Ambawang dibeli sebagai sajian untuk menyambut Lebaran.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Mei 2021, 09:46 WIB
Di Istana Merdeka Jakarta, Senin (26/4/2021), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan dukacita mendalam atas gugurnya 53 prajurit TNI Angkatan Laut yang menjadi awak kapal selam KRI Nanggala 402. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi soal Bipang Ambawang menjadi sorotan masyarakat. Dalam video yang beredar, Jokowi terkesan mempromosikan makanan khas Kalimantan tersebut.

Makanan Bipang merupakan makanan khas yang berbahan utama daging babi muda. Cita rasa khasnya membuat makanan ini menjadi oleh-oleh di Pontianak.

"Untuk Bapak Ibu dan saudara-saudara yang rindu kuliner khas daerah atau yang biasanya mudik membawa oleh-oleh, tidak perlu ragu untuk memesannya secara online," ujar Jokowi Dikutip dari akun Instagram @bipangambawang, Sabtu 8 Mei 2021. 

Unggahan video pidato Jokowi ini membuat sejumlah orang memberikan tanggapan terkait ajakan Jokowi lantaran menyarankan Bipang dibeli sebagai sajian untuk menyambut Lebaran.

Salah satunya datang dari Pengamat Komunikasi Politik Hendri Satrio. Dia mengatakan bahwa seharusnya pidato presiden sesuai dengan momen dan dikroscek berkali-kali.

"Presiden kan influencer nomor satu di Indonesia. Kalau mau menggemparkan ya memang harus Presiden (yang berbicara). Hanya memang cek and ricek sesuai dengan momennya dan situasinya juga. Jadi memang harus dipelajari lagi, bukan sekedar isi," jelas Hendri saat dihubungi Liputan6.com, Minggu, 9 Mei 2021. 

Tak hanya Hendri, Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin juga angkat bicara terkait polemik tersebut. Menurutnya, tak ada yang salah dari pidato yang disampaikan Jokowi.

Berikut deretan tanggapan soal Bipang Ambawang dalam pidato yang disampaikan oleh Presiden Jokowi dihimpun Liputan6.com:

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Pengamat Komunikasi Politik Hendri Satrio

Hendri Satrio selaku pengamat komunikasi politik menyampaikan bahwa pidato yang disampaikan Jokowi harusnya sesuai dengan momen dan harus dikroscek berkali-kali.

Menurut penilaiannya, pidato Jokowi yang mempromosikan Bipang Ambawang tidak tepat untuk disampaikan ketika momen Lebaran dan masih banyak kuliner lain yang bias disarankannya.

"Banyak yang lain selain Bipang, banyak kuliner lain selain Bipang. Jadi seolah-olah seperti terbatas juga kemampuannya, kalau di Kalimantan cuma bipang enggak juga. Saya pernah makan kepiting kenari, itu luar biasa juga," katanya.

Terkait hal tersebut, Hendri menyoroti tim komunikasi Presiden, karena menurutnya tak hanya kali ini Jokowi blunder berbicara depan publik.

Hendri meminta agar tim komunikasi Jokowi lebih memperhatikan situasi dan juga kondisi saat menyiapkan naskah pidato untuk Presiden.

"Tim komunikasi Pak Jokowi harus lebih komprehensif memperhatikan situasi dan kondisi," tuturnya.

 


Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin

Selain itu, Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden juga angkat bicara terkait hal tersebut. Menurut Ali Mochtar Ngabalin, pidato yang disampaikan Jokowi tak ada yang salah. Hal ini dikarenakan setiap materi pidato selalu melalui tahapan yang ketat, sebelum akhirnya disampaikan ke publik.

"Tidak mungkin ada satu pernyataan Presiden keluar tanpa melalui satu seleksi atau penelitian. Karena kalimat-kalimat dan diksi-diksi yang disampaikan oleh Bapak Presiden kan untuk kepentingan publik dan seluruh rakyat Indonesia," jelas Ngabalin saat dihubungi Liputan6.com, Minggu, 9 Mei 2021.

"Tidak gampang lho kalau sampe Presiden bisa ngomong itu berarti melalui satu tahapan seleksi yang luar biasa. Sampe Presiden ngomong lho itu," lanjutnya.

Ngabalin menjelaskan, biasanya pidato Presiden telah melalui tahapan izin dari Kementerian Sekretariat Negara. Tim komunikasi juga telah menelaah setiap kata, diksi, dan juga narasinya.

"Kan tidak mungkin kami-kami ini tidak mengerti untuk satu teks itu dibaca oleh Bapak Presiden. Tidak gampang," tegas Ngabalin.

Menurutnya, tujuan pidato Jokowi dalam memperkenalkan kuliner Nusantara yaitu untuk mendorong masyarakat berbelanja di UMKM yang merupakan salah satu sektor yang dinilai dapat kembali membangkitkan ekonomi nasional.

"Saya mau bilang, bahwa mari kita baca pelan-pelan. Kita dengar dengan pikiran dan hati yang baik dengan tetap punya positive thinking apa yang dimaksudkan oleh Bapak Presiden," ujarnya.

 


Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah

Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah juga menyampaikan bahwa semua hal ini harus disimak secara keseluruhan.

"Pernyataan Jokowi tersebut diperuntukkan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Dalam hal ini, masyarakat Indonesia yang beragam yang terdiri atas berbagai agama, suku, golongan, yang tersebar di berbagai provinsi, kabupaten, juga kota-kota yang tersebar di seluruh Indonesia," ujar Basarah dalam keterangannya, Minggu, 9 Mei 2021. 

Wakil Ketua MPR ini juga menilai bahwa Jokowi tidak mempromosikan secara khusus lantaran makanan yang disebutkan banyak, tak hanya satu makanan.

Tidak hanya Bipang Ambawang, Jokowi juga menyebutkan Gudeng Jogja, Bandeng Semarang, Siomay Bandung, Pempek Palembang, dan berbagai kuliner nusantara lainnya.

"Kita belum tahu persis apa itu makanan bipang Ambawang itu. Ada yang menyebut babi panggang. Namun, Jubir Presiden Fadjroel Rahman menyebut bipang adalah sejenis kue beras dari Kalimantan," ucap Basarah.

Dia menyarankan agar seluruh rakyat Indonesia melihat dengan jernih bahwa tujuan Jokowi menyampaikan hal tersebut untuk memberikan penjelasan tanpa mudik tetap bisa menikmati makanan daerah yang biasa dikonsumsi saat lebaran.

"Larangan mudik dalam arti perjalanan warga masyarakat dari satu daerah ke daerah lain, tentu saja bukan berlaku bagi umat Islam tetapi berlaku bagi warga masyarakat lainnya yang beragama non muslim. Sehingga bagi warga non muslim itu pun dapat menikmati liburan di rumahnya masing-masing sambil menikmati kuliner karya anak bangsa sendiri dari berbagai daerah di tanah air termasuk makanan bipang ambawang," tutur Basarah.

"Harap dicatat bahwa Presiden Jokowi adalah presiden untuk semua suku bangsa Indonesia sekaligus presiden bagi semua umat beragama yang hidup di negara Pancasila. Mari berpikir lebih luas dan jernih," sambungnya.

 


Menteri Perdagangan M Lutfi

Tak hanya itu, Menteri Perdagangan (Mendag) M Lutfi juga angkat bicara. Ia meminta maaf kepada seluruh masyarakat luas mengenai pernyataan Presiden Jokowi.

Mendag Lutfi menjelaskan bahwa memang pernyataan yang dilontarkan Jokowi harus dimaknai secara luas. Dalam pidatonya, Jokowi tidak ada maksud memperomosikan makanan khas Pontianak tersebut.

"Pernyataan Pak Presiden yang ada dalam video tersebut mengajak masyarakat Indonesia untuk mencintai dan mebeli produk lokal. Pernyataan itu ditujukan ke seluruh masyarakat Indonesia yang terdiri dari beragam suku agama, budaya, yang memliki kekayan kuliner nusantara. Setiap makanan memilki kekhasan dan menjadi makanan favorit lokal," kata Mendag, Sabtu, 8 Mei 2021. 

Mendag juga mengatakan, makanan Bipang Ambawang saat ini menjadi makanan yang dikonsumsi dan dicintai oleh masyarakat sekitar. Oleh karena itu, makanan tersebut menjadi salah satu contoh produk UMKM dan menjadi kuliner nusantara yang patut dibanggakan.

"Mari kita bangga dan promosikan kuliner nusantara yang beragam, sehingga bisa menggerakkan ekonomi, terutama UMKM," jelas Mendag. 

"Meski demikian, kami Kementerian Perdagangan selaku penanggung jawab acara itu sekali lagi memastikan tidak ada maksud apapun dalam pernyataan Pak Presiden. Kami mohon maaf sebesar besarnya terjadi keasalahpahaman. Karena niat kami agar kita ingin bangga terhadap produksi dalam negeri, termasuk kuliner khas daerah dan keberagaman kuliner kita," pungkasnya.

 

Cinta Islamiwati 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya