Liputan6.com, Jakarta - Libur Lebaran segera tiba, seperti hari-hari besar sebelumnya, libur kali ini pun memiliki potensi lonjakan kasus COVID-19 karena memicu kerumunan di beberapa titik seperti tempat wisata.
Menurut guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Tjandra Yoga Aditama, sudah jelas bahwa anjuran pemerintah adalah agar masyarakat di rumah saja jika tidak ada hal mendesak, terutama saat libur Lebaran.
Advertisement
Di sisi lain, jika terpaksa berada dalam suatu bentuk kumpulan orang karena sebab apapun, maka setidaknya ada tiga hal yang penting diperhatikan dan sebaiknya dilakukan untuk menjaga keamanan diri, tambah Tjandra.
Tiga hal tersebut yakni:
Pertama, kerumunan orang yang berada di luar ruangan memiliki kemungkinan penularan COVID-19 lebih kecil ketimbang orang-orang yang berkerumun dalam ruangan tertutup.
“World Health Organization (WHO) menyebutnya sebagai open air spaces safer than enclosed spaces. Artinya ada dua hal kalau harus berkumpul, kesatu memang akan jauh lebih baik kalau dilakukan di udara terbuka saja dan kedua kalau terpaksa harus di dalam ruangan maka seharusnya ada ventilasi terbuka dengan udara luar,” ujar Tjandra kepada Health Liputan6.com melalui pesan teks.
Hal kedua yang disarankan Tjandra adalah tetap menjaga jarak sedikitnya 1 meter dengan orang lain di sekitar. Khusus di dalam ruangan, jarak lebih jauh “mungkin” dibutuhkan.
“Yang jelas, WHO menyebutnya sebagai farther away from others safer than close together. Hal ini untuk mencegah penularan kalau barangkali di sekitar kita ada yang batuk, bersin atau berbicara keras,” katanya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Berikut Ini
Mempersingkat Durasi
Selain mengusahakan perkumpulan dilakukan di ruang terbuka dan pengaturan jarak, hal ketiga yang disampaikan Tjandra adalah mempersingkat durasi kerumunan.
“Lebih pendek waktu seseorang dalam kerumunan maka akan lebih kecil kemungkinan tertular COVID-19 dan kalau berlama-lama maka makin besar kemungkinan penularannya. WHO menyebutnya sebagai shorter time periods with others are safer.”
“Ketiga hal di atas tentu harus dijalankan dengan penggunaan masker yang tepat dan baik serta kebiasaan selalu mencuci tangan,” tutup Tjandra.
Advertisement