BEM Nusantara Sebut 100 Hari Program Kapolri, Listyo Sigit Ubah Polri Lebih Transparan

Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah memimpin Kapolri selama 100 hari sejak 27 Januari dilantik Presiden Joko Widodo.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Mei 2021, 12:49 WIB
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo saat peluncuran aplikasi Propam Presisi di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (13/4/2021). Aplikasi 'Propam Presisi' tersebut diciptakan oleh Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Polri. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah memimpin Polri selama 100 hari sejak 27 Januari dilantik Presiden Joko Widodo. Sejumlah program 100 kerja Kapolri telah berjalan untuk mengubah Korps Bhayangkara menuju Polri yang Presisi atau Pemolisian prediktif, responsibilitas, transparansi, berkeadilan.

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara turut mengapresiasi kinerja dari Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Ketua BEM Nusantara Dimas Prayoga menyebut kepemimpinan Kapolri telah terlihat dengan mengubah Polri yang lebih transparan dan berkeadilan.

“Intergritas Kapolri sudah mulai terlihat pada saat fit and proper test, Pak Sigit berani membuat komitmen agar hukum tidak tajam ke bawah tumpul ke atas, tetapi memastikan bahwa penindakan hukum memiliki spirit transparansi berkeadilan,” ujar Dimas dalam keterangan tertulisnya, Senin 10 Mei 2021.

Menurut Dimas, Jenderal Sigit juga membuat terobosan yang maksimal dalam hal pelayanan publik lebih baik. Program yang mengedepankan digital membuat pelayanan publik menjadi lebih mudah diterima masyarakat.

“Pertama, adanya aplikasi E-dumas (Elektonik Pengaduan Masyarakat) yang membuka pintu bagi masyarakat untuk melaporkan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan anggota polri. Yang ke dua adanya aplikasi untuk memperpanjang SIM, ini sangat membantu dan sangat adaptif terhadap situasi sekarang yang masih dalam suasana pandemi Covid-19. Dan yang ketiga sudah berlakunya E-TLE (Electronic Traffic Law Enforcement) di beberapa provinsi, untuk meminimalisir pungli di jalan, dan menerapkan tilang secara online supaya transparan dan akuntabel,” jelasnya.

“Penguasaan teknologi menjadi poin plus di mata saya untuk Jendral Sigit. Hal ini sangat patut untuk kita apresiasi,” sambung dia.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Hal yang Diperbaiki Polri

Lebih lanjut, Dimas mengungkap 100 hari program Kapolri diimplementasikan dengan baik kepada masyarakat. Program Presisi yang dicanangkan nyatanya membuat kepercayaan publik terhadap masyarakat meningkat.

“Implementasi program Polri Presisi dalam 100 hari kerja, saya rasa sangat nyata dampaknya dirasakan oleh masyarakat, dan ini dapat kembali memupuk harapan dan kepercayaan publik terhadap institusi Polri,” tuturnya.

Namun, Dimas menyoroti hal-hal yang dianggap masih perlu diperbaiki di bawah arahan Jenderal Sigit. Salah satunya adalah masih adanya tindakan represif aparat di lapangan dalam beberapa aksi demonstrasi.

“Adapun hal yang masih harus dievaluasi oleh Kapolri adalah mengenai masih adanya tindakan-tindakan represivitas aparat kepolisian pada beberapa kali aksi demonstrasi yang dilakukan Masyarakat maupun Mahasiswa seperti yang baru saja terjadi dalam kasus Wadas dan Aksi Demonstrasi yang terjadi pada saat Hari Buruh dan Hari Pendidikan kemarin,” sambung dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya