Liputan6.com, Madrid - Spanyol telah mencabut masa darurat sejak Oktober 2020 setelah berbulan-bulan melawan pandemi COVID-19.
Dengan adanya pencabutan aturan ini, memungkinkan warga Spanyol melakukan perjalanan antar wilayah untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan, demikian dikutip dari laman France24, Selasa (11/5/2021).
Advertisement
"Ini seperti Tahun Baru," kata Oriol Corbella yang berusia 28 tahun di Barcelona, di mana pencabutan jam malam disambut dengan teriakan, tepuk tangan, dan musik.
"Kami mendapatkan sedikit normalitas kembali, kebebasan, tetapi kami harus ingat bahwa virus masih ada," tambahnya.
Komentar beragam lainnya datang dari warga lain.
"Saya muak karena tidak bisa keluar dari Madrid," kata desainer perhiasan Blaca Valls kepada AFP pada Sabtu, menggemakan kelegaan banyak orang di negara itu atas pelonggaran pembatasan.
"Saya merasa frustrasi, terkunci, tanpa kebebasan," tambah pria 46 tahun yang berencana pergi ke Galicia, di barat laut Spanyol, akhir pekan depan untuk merayakan ulang tahun.
Argentina Enriquez, seorang siswa Meksiko berusia 37 tahun, mengatakan dia tidak sabar menunggu untuk pergi ke pedesaan guna menikmati barbekyu bersama teman-teman, bermain gitar, dan berjalan-jalan.
Saksikan Video Berikut Ini:
Tiap Wilayah Punya Tanggung Jawab
Meskipun aturan ini akan mengarah pada lebih banyak kebebasan, pemerintah daerah di negara itu akan punya bertanggung jawab besar atas perawatan kesehatan jika ada peningkatan kasus COVID-19.
Keadaan darurat memberi mereka kerangka hukum untuk memberlakukan tindakan -- seperti jam malam atau larangan perjalanan non-esensial antar daerah.
Hingga saat ini, Spanyol merupakan salah satu negara yang paling terpukul di Eropa dengan hampir 79.000 kematian dan 3,5 juta infeksi.
Advertisement