Tsunami COVID-19 India, Ribuan Warga di Uttar Pradesh Hadiri Pemakaman Ulama

Di tengah tsunami COVID-19 yang belum usai, visual yang beredar di media sosial India menunjukkan kerumunan ribuan orang melewati jalan-jalan Badaun.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 11 Mei 2021, 15:53 WIB
Sejumlah pria mengenakan masker berjalan melewati bendera nasional India di New Delhi (16/9/2020). Total kasus Covid-19 di India melampaui lima juta pada 16 September, data kementerian kesehatan menunjukkan Pandemi meluas cengkeramannya di negara tersebut. (AFP/Sajjad Hussan)

Liputan6.com, Badaun - Ribuan warga Uttar Pradesh membanjiri jalanan untuk mengahadiri pemakaman seorang ulama Muslim pada Minggu 10 Mei 2021, meski tsunami COVID-19 masih menjadi ancaman.

Laporan ini pun telah diterima oleh kepolisian Uttar Pradesh, India soal pelanggaran protokol kesehatan di tengah pandemo COVID-19.

Ulama terkemuka Badaun Abdul Hamid Mohammad Salimul Qadri meninggal pada Minggu 9 Mei pagi setelah sakit berkepanjangan, demikian dikutip dari laman hindustantimes, Selasa (11/5/2021).

Sebelum pemakaman, jenazahnya disalatkan di masjid agar publik bisa melihat secara langsung.

Otoritas setempat mengatakan, pengikut Qadri dari berbagai bagian Badaun dan distrik terdekat datang untuk memberikan penghormatan terakhir.

Visual yang beredar di media sosial India menunjukkan kerumunan ribuan orang melewati jalan-jalan Badaun.

 

Saksikan Video Berikut Ini:


Berdesak-desakan Tanpa Masker

Kerabat membawa seorang perempuan yang pingsan setelah melihat tubuh suaminya di rumah sakit pemerintah khusus COVID-19 di Ahmedabad, India, Selasa (27/4/2021). Kasus virus corona di India melonjak lebih cepat dari tempat lain di dunia. (AP Photo/Ajit Solanki)

Banyak orang tanpa masker dan berdesak-desakan satu sama lain.

"Kami telah mengajukan FIR (first information report) berdasarkan Undang-Undang Epidemi dan memulai melakukan penyelidikan. Sebuah tim sedang menonton video pemakaman untuk mengidentifikasi orang-orang yang hadir. Tindakan lebih lanjut akan diambil terhadap mereka setelah identifikasi," kata Sankalp Sharma, polisi di Badaun.

Negara bagian tersebut di bawah penguncian sebagian dan pemerintah telah membatasi jumlah orang yang menghadiri pemakaman menjadi 20 orang.

Pihaknya juga mengumumkan denda karena tidak mengenakan masker.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya