Kisah Trio Sang Tulang Punggung Keluarga yang Meninggal Usai Dapat Vaksin AstraZeneca

Trio Fauqi Virdaus dinyatakan meninggal dunia setelah 24 jam mendapat suntikan vaksin AstraZeneca untuk Covid-19. Padahal, sebelumnya dia sehat-sehat saja.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Mei 2021, 18:16 WIB
Suasana vaksinasi COVID-19 untuk para pekerja di Gedung Kemenaker, Jakarta, Selasa (4/5/2021). Vaksinasi ini juga sebagai salah satu upaya pemerintah melindungi kesehatan pekerja sehingga dapat bekerja dengan baik. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Trio Fauqi Virdaus dinyatakan meninggal dunia setelah 24 jam mendapat suntikan vaksin AstraZeneca untuk Covid-19. Padahal, pegawai outsourcing di sebuah BUMN itu sebelumnya dalam keadaan sehat dan tidak punya penyakit bawaan.

Oleh karena itu, kepergiannya usai mendapat vaksin itu tak pernah terbayangkan oleh keluarga dan kawan dekatnya. 

Kepergian Trio sangat berat bagi sang ibu, Zakiah. Terlebih, Trio merupakan tulang punggung keluarga beberapa tahun belakangan. Ia juga lah yang membiayai adiknya sekolah.

"Saya ingat almarhum, dada saya selalu sakit. Karena selama beberapa tahun ini almarhum yang tanggung jawab di keluarga ini. Biaya sekolah adiknya dia yang tanggung," kata Zakiah ketika ditemui Merdeka di kediamannya, Buaran, Jakarta Timur, Selasa (11/5/2021).

Trio dikenal keluarga sebagai sosok yang baik dan saleh. Juga selalu menomorsatukan keluarga.

Di kantornya, lanjut Zakiah, Trio juga merupakan karyawan muda yang selalu disiplin dan dikenal paling baik.

"Kalau tak percaya tanya ke kantornya. (Kata) Karyawan lain, orang ini karyawan paling muda dan paling baik di kantornya," ucap Zakiah ibu pemuda yang meninggal usai suntik vaksin AstraZeneca itu.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Mimpi yang Belum Terwujud

Di kalangan teman dan tetangganya, Trio juga dinilai sosok yang baik. Terkenal supel dan suka bercanda. Seperti yang dialami Roy penjual tokoh kelontong tepat di depan gang rumah Trio.

Roy yang disapa 'om' oleh Trio, masih ingat percakapannya sebelum meninggal. Roy memberikan uang Rp 100 ribu kepada Trio, dengan gaya bercanda ia menempelkan uang tersebut di kepalanya. Uang itupun langsung dibelikan sesuatu di toko Roy.

Kata Roy, Trio memiliki beberapa kawan dekat. Sama-sama sering nongkrong di depan toko miliknya dan juga punya hobi memelihara burung.

"Dia (Trio) punya janji untuk membantu kawannya," kata Roy.

Janji itu adalah membantu kawannya yang masih belum bekerja. Trio punya keinginan untuk membuka toko pakan burung dan membuka warung kopi supaya dikelola kawannya itu.

Sambil menghela napas, Roy sangat menyayangkan mimpi itu menghilang seiring kepergian Trio.

 


Belum Cukup Bukti

 Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) telah melakukan pengkajian terhadap kasus meninggalnya Trio Fauqi Virdaus usai divaksinasisasi Covid-19 AstraZeneca. Hasil kajian sementara, belum cukup bukti bahwa Trio Fauqi Virdaus meninggal karena vaksin AstraZeneca.

"Internal Komnas kemarin sore menyimpulkan bahwa belum cukup bukti untuk mengaitkan KIPI ini dengan imunisasi," kata Ketua Komnas KIPI, Hindra Irawan Satari, Senin (10/5).

Lantaran belum cukup bukti, Komnas KIPI melakukan investigasi lebih lanjut terhadap kasus meninggalnya pemuda asal Buaran, Jakarta itu. Investigasi ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Komda KIPI DKI Jakarta.

"Masih perlu dilakukan investigasi lebih lanjut," ujarnya.

Hindra menjelaskan, berdasarkan laporan yang masuk, Trio Fauqi Virdaus meninggal dunia pada Kamis (6/5). Pria berusia 22 tahun itu meninggal setelah disuntik vaksin AstraZeneca pada Rabu (5/5).

Usai mendapatkan vaksin AstraZeneca, Trio Fauqi Virdaus merasa demam. Kondisinya kemudian melemah dan masih mengalami demam hingga Kamis.

"Almarhum dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal sekitar pukul 12.30 WIB," jelasnya.

 

Reporter: Ahda 

Sumber: Merdeka

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya