Ibu Trio Fauqi Minta Penggunaan Vaksin AstraZeneca Dikaji Ulang

Ibu Trio Fauqi Virdaus, Zakiah berharap pemerintah mengkaji kembali penggunaan vaksin AstraZeneca untuk Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Mei 2021, 18:50 WIB
Sejumlah 1,3 juta vaksin jadi AstraZeneca tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu, 8 Mei 2021. (Foto: Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Ibu Trio Fauqi Virdaus, Zakiah berharap pemerintah mengkaji kembali penggunaan vaksin AstraZeneca untuk Covid-19. Vaksin asal Inggris itu diduga menyebabkan kematian Trio.

Trio mengeluhkan sejumlah gejala usai menerima suntikan vaksin AstraZeneca dan meninggal dunia 24 jam kemudian. 

"Saya selaku orangtua sangat berat sangat menyesalkan. Saya mohon kalau bisa jangan dipakai lagi obat ini gunanya apa supaya tidak ada korban-korban yang akan datang," kata Zakiah saat berbincang dengan Merdeka di kediamannya, Buaran, Jakarta Timur, Selasa (11/5/2021).

"Jangan sampai ada seorang ibu menangis karena anaknya meninggal karena vaksin. Jangan sampai seorang istri menangis karena anak suaminya meninggal karena vaksin. Jangan sampai anak menangis karena bapaknya divaksin," lanjut dia.

Zakiah meminta, sebelum vaksin diberitakan, seseorang harus betul-betul diperiksa dengan baik.

Dia menuturkan, ketika mengikut vaksinasi bersama di Senayan, putranya Trio hanya men-checklist selembar dokumen terkait kondisinya dan diukur tensinya.

"Temannya juga begitu. Benar cuma ditensi saja enggak ada penelitian lain-lain. Itu sangat saya sayangkan," kata Zakiah.

Menurut dia, saat Trio mengeluhkan sakit pascavaksinasi, tidak ada narahubung dokter untuk menangani anaknya. Zakiah mengaku cukup bingung ketika anaknya mengalami sakit kepala parah hingga tak tahu harus dibawa ke rumah sakit mana.

Sebelum meninggal, Trio sempat dibawa ke rumah sakit terdekat yaitu RS Bersalin Asta Nugraha. Rumah sakit tersebut mengaku tak bisa memeriksa karena mampu.

"Saya dianjurkan untuk menghubungi dokter yang vaksin kemarin. Tapi saya ga punya, gak ada bukti. Di HP (Trio) gak ada, kata temennya yang ikut vaksin memang gak ada. Ada bukti satu untuk dikumpulkan di kantor yang menyatakan sudah di vaksin. Jadi kita gak punya bukti dokter untuk dihubungi itu ga ada," jelas Zakiah.

Oleh karena itu berharap, Kementerian Kesehatan bisa mempertimbangkan kembali penggunaan vaksin AstraZeneca.

"Saya harap tim medis atau Menteri Kesehatan mendengarkan ada penyuntikan lebih bagus lagi dengan obat ini bagaimana caranya tidak dikonsumsi lagi tidak dipakai lagi. Kalau terpaksa dipakai harus diteliti lebih dahulu," pungkasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Belum Ada Perwakilan Pemerintah yang Menemui

Zakiah mengatakan belum ada perwakilan pemerintah yang mendatangi kediamannya. Sejak Trio dinyatakan meninggal usai menerima vaksinasi Covid-19 merk AstraZeneca pada Kamis 6 Mei lalu, belum ada utusan pemerintah baik pusat dan provinsi bertemu dengan keluarga.

"Belum ada utusannya ke sini. Anak saya kamis meninggal sudah selasa belum ada yang datang," kata Zakiah.

Zakiah mengaku mengharapkan kedatangan pihak pemerintah. Sebab, dia menunggu respons pemerintah terhadap kematian putranya.

"Memang saya sengaja menunggu kedatangan mereka seperti apa dia menanggapi warga yang menjadi korban vaksin. Tanggapannya pliang tidak bagaimana. Saya tak berharap lain-lain tidak," jelas dia.

 


Belum Cukup Bukti

Sebelumnya, Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) telah melakukan pengkajian terhadap kasus meninggalnya Trio Fauqi. Hasil kajian sementara, belum cukup bukti bahwa Trio Fauqi Virdaus meninggal karena vaksin AstraZeneca.

"Internal Komnas kemarin sore menyimpulkan bahwa belum cukup bukti untuk mengaitkan KIPI ini dengan imunisasi," kata Ketua Komnas KIPI, Hindra Irawan Satari.

Lantaran belum cukup bukti, Komnas KIPI melakukan investigasi lebih lanjut terhadap kasus meninggalnya pemuda asal Buaran, Jakarta itu. Investigasi ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Komda KIPI DKI Jakarta.

"Masih perlu dilakukan investigasi lebih lanjut," ujarnya.

Hindra menjelaskan, berdasarkan laporan yang masuk, Trio Fauqi Virdaus meninggal dunia pada Kamis (6/5). Pria berusia 22 tahun itu meninggal setelah disuntik vaksin AstraZeneca pada Rabu (5/5).

Usai mendapatkan vaksin AstraZeneca, Trio Fauqi Virdaus merasa demam. Kondisinya kemudian melemah dan masih mengalami demam hingga Kamis.

"Almarhum dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal sekitar pukul 12.30 WIB," jelasnya.

 


Kata Kemenkes

Sementara itu, Kementerian Kesehatan mengaku turut berduka atas meninggalnya Trio Fauqi Virdaus. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Widyawati mengatakan pihaknya menunggu hasil akhir dari investigasi yang dilakukan Komnas KIPI.

Dia memastikan Komnas KIPI adalah lembaga kredibel dan independen yang memiliki fungsi dalam mengawasi pelaksanaan vaksinasi khusus untuk kejadian ikutan pasca imunisasi.

"Hingga saat ini, berdasarkan data Komnas KIPI belum pernah ada kejadian orang yang meninggal dunia akibat vaksinasi Covid-19 di Indonesia. Dalam beberapa kasus sebelumnya, meninggalnya orang yang statusnya telah divaksinasi Covid-19 adalah karena penyebab lain, bukan akibat dari vaksinasi yang diterimanya," kata Widyawati.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya