Liputan6.com, Jakarta - Bagi banyak orang Hari Migrasi Burung Sedunia (World Migratory Bird Day), mungkin belum banyak diketahui. Perayaan WNBD diselenggarakan di minggu kedua Mei. Perayaan tersebut sebagai bentuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melesatarikan burung-burung bermigrasi.
Pada tahun ini, Hari Migrasi Burung Sedunia diselenggarakan pengamatan burung di Hutan Lindung Angke Kapuk, Jakarta Utara, pada 8 Mei 2021. Diikuti sejumlah perwakilan mahasiswa dari sejumlah kampus, salah satunya Mahasiswa Pecinta Alam (Lawalata) IPB University.
Baca Juga
Advertisement
Dari banyak burung yang ada, salah satu burung yang unik adalah burung paruh kodok dengan nama ilmiah Podargidae. Banyak orang menyebutnya dengan burung kayu, karena bentuknya menyerupai kayu.
Saat burung itu hinggap di atas dahan, orang tak akan mengenali jika di dahan itu sedang bertengger seekor burung. "Bagi yang belum tahu, burung ini namanya Burung Paruh-kodok (Podargidae)," tulis akun @indoflashlight, baru-baru ini.
Burung ini masuk ke dalam kategori burung nokturnal yang berhubungan dengan Cabak. Dinamakan demikian karena paruhnya besar, bengkok dan pipih seperti kodok.
"Burung ini tidak begitu jago terbang seperti burung kebanyakan makanya selalu berdiam di pohon sepanjang hari. Mungkin kalian pernah melihat burung ini, tolong dilindungi ya karena cukup langka," harap akun tersebut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pandai Berkamuflase
Burung yang berkeliaran di sekitar anak benua India sampai ke Australia ini adalah burung-burung nokturnal yang lucu sekaligus menawan. Burung ini mungkin tampak mirip dengan burung hantu. Burung ini terdiri dari 15 spesies berbeda.
Tiga spesies — mulut kodok kuning kecoklatan, mulut kodok marmer, dan mulut kodok Papua. Australia dan New Guinea sebagai rumah mereka. Sebelas spesies lainnya ditemukan di seluruh Asia dan cenderung lebih kecil, dilansir dari mymodernmet, Selasa, 11 Mei 2021.
Karena aktif sepanjang malam, burung paruh kodo ini perlu memastikan bahwa mereka terlindungi di siang hari saat beristirahat. Inilah mengapa mereka sangat pandai berkamuflase. Meringkuk di pepohonan, mereka berbaur berkat warna bulu mereka.
Mereka tidak hanya mengandalkan ini untuk menjaga diri mereka tetap aman. Mereka tidur sambil berdiri, dan jika mereka merasakan bahaya di udara, mereka melakukan sesuatu yang cukup pintar.
Mereka benar-benar akan menjadi kaku dan mengarahkan paruh mereka ke atas, tetapi seperti yang dilakukan burung ketika bangun dan melihat ke cabang. Dengan cara ini, mereka dapat mengelabui pemangsa potensial, yang akan mengira mereka bangun dan mengamati sekelilingnya.
Advertisement