Cara Buang Jauh-Jauh Perasaan Bersalah Saat Santap Masakan Lebaran

Masakan khas Lebaran terlalu sayang untuk dilewatkan lho

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 13 Mei 2021, 07:00 WIB
Ilustrasi Makan Bersama Credit: freepik.com

Liputan6.com, Jakarta - Rasa-rasanya tiada satu pun orang yang mampu menolak kelezatan masakan khas Lebaran? Ada seporsi rendang dengan bumbu yang meresap sampai ke daging, opor ayam dengan kuah santan yang begitu gurih, dan ati goreng yang pedasnya mampu bikin ketagihan.

Hanya saja pada beberapa orang yang berhasil menurunkan berat badan selama berpuasa 30 hari di bulan Ramadan, agak-agak takut untuk menyantap itu semua atau ketika menyantapnya malah muncul rasa bersalah lantaran takut merusak pola makan selama sebulan terakhir.

Alvina Olivia, Nutrition Coach and Health Mindset Coaching Certified, mengajarkan metode mindful eating agar kita lebih tenang dalam menyantap makanan Lebaran.

Sebab, menjadi mindful berarti kita memilih untuk memiliki kesadaran dan terhubung penuh dengan tubuh dan pikiran kita, ketika melakukan atau merasakan sesuatu tanpa menghakimi.

Menurut Alvina, prinsip ini dapat diterapkan untuk kondisi saat kita makan. Dengan menjadi mindful, rasa lapar dapat dihadapi dengan kepala dingin dan tenang.

"Selain itu kita dapat membedakan, lapar atau haus, makan karena secara fisik merasa lapar atau sekadar ingin karena dorongan lain seperti stres, bosan, sedih, marah, atau supaya tidak mengantuk," kata Alvina di dalam unggahan di Instagram pribadinya, @alvinaolivia.

Secara sederhana, mindful eating adalah metode makan yang terjadi ketika kita mampu memberikan atensi apakah yang sedang dikerjakan, dan apa yang tubuh rasakan tanpa menghakimi.

Dalam unggahan tersebut, Alvina memberikan tiga tips yang dapat kita lakukan.

1. Makan secara perlahan dan memberikan atensi terhadap apa yang kita makan dan tubuh rasakan. Fokus terhadap apa yang sedang kita kerjakan.

2. Makan sampai terasa puas bukan sampai terlalu kenyang

3. Mindful eating juga berarti memerhatikan komposisi makanan yang kita santap, baik dari segi porsi dan jenis makanannya.

"Dengan mindful eating kita bisa mendapatkan suatu kompas untuk menyeimbangkan food intake kita sesuai dengan yang tubuh butuhkan, yang kemudian akan disampaikan dengan sinyal kenyang atau sinyal lapar," katanya.

Simak Video Berikut Ini


Selanjutnya

Guna memermudah praktiknya, Alvina memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk kita jawab untuk menjaga agar tetap dapat mindfull

Sebelum makan

Apakah aku lapar atau yang lain?

Apakah aku sedang buru-buru?

Apakah aku sedang stres atau marah atau sedih?

Saat makan

Aku puas tidak dengan makanan yang sudah disiapkan atau dipesan?

Makanan ini akan memberikan manfaat apa untuk tubuh?

Rasanya enak dan aku suka?

Apakah aku mencoba untuk menikmati tanpa buru?

Setelah makan

Apakah aku senang dengan keputusan aku untuk makan makanan tadi?

Tubuh aku bagaimana?

Apa sensasi yang aku rasakan, kenyang? kekenyangan? kurang kenyang? masih lapar?

"Selain mempraktikkan midnfullness dalam makan, kita juga perlu mindful terhadap apa yang masuk ke tubuh kita, itu juga penting," katanya.

Menurut Alvina, sebisa mungkin menyiapkan makan sendiri. ketika kita bisa menyiapkan makanan kita sendiri, kita tahu persis apa yang kita butuhkan dan apa yang kita bisa pegang kendali atas apa yang masuk ke dalam tubuh kita.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya