Liputan6.com, Jakarta - CEO AirAsia Group, Tony Fernandes, mengungkapkan strategi perusahaan untuk bertahan dan pulih dari dampak pandemi Covid-19. Pandemi ini memengaruhi bisnis maskapai dengan adanya penurunan jumlah penumpang.
AirAsia memanfaatkan penurunan permintaan untuk terbang dalam beberapa waktu terakhir sebagai kesempatan menyesuaikan struktur biaya dan melakukan pengendalian biaya, termasuk dengan menutup unit usaha, AirAsia Jepang serta mengurangi investasi di AirAsia India untuk lebih fokus di Asean yang merupakan pasar utama AirAsia.
Advertisement
Tony meyakini AirAsia akan pulih lebih cepat dibandingkan kompetitornya. Hal ini mengingat 50 persen dari bisnisnya adalah perjalanan domestik.
"Penerbangan jarak pendek domestik berbiaya rendah kemungkinan akan pulih pada kuartal ketiga 2021, sementara penerbangan internasional dapat mencapai level sebelum Covid-19 pada akhir 2022," jelas Tony dalam keterangannya pada Rabu (12/5/2021).
Melalui peningkatan implementasi dari paspor perjalanan digital dan paspor vaksin, katanya, diharapkan peningkatan perjalanan juga akan terjadi. Dengan begitu perjalanan di tengah situasi ini menjadi lebih mudah dan aman.
AirAsia telah mengistirahatkan 245 pesawat, serta sekaligus menyiapkan strategi dan diversifikasi bisnis untuk mempercepat transformasi digital yang telah diupayakan sebelum Covid-19. AirAsia saat ini memiliki dua bisnis utama, yakni maskapai dan digital. Bisnis logistik dan e-commerce digital juga akan menjadi tren di masa depan.
"Kami telah memiliki 17 produk perjalanan, gaya hidup dan fintek pada super app kami yang menawarkan nilai dan pilihan untuk makan, berbelanja, terbang, dan berbagai penawaran terbaik lainnya. Didukung oleh data dan teknologi yang kuat, sejumlah bisnis di luar maskapai kami telah membuahkan hasil dan saya percaya inovasi terbaru kami ini dapat menyalip pendapat maskapai kami di beberapa tahun ke depan," ungkap Tony.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Siap Terbang Kembali
Tony meyakini situasi pandemi ini akan berlalu. Pilot dan awak kabin siap untuk terbang kembali, begitu pula operasional dengan berbagai inovasi yang memudahkan penumpang untuk kembali terbang secara aman dan terjangkau bersama AirAsia.
Di sisi pendanaan, AirAsia telah menyelesaikan dua tahap private placement senilai RM 336 juta sebagai bagian dari rencana untuk menggalang dana sebesar RM 2-2,5 juta. Pada bulan lalu, AirAsia Thailand mengumumkan restrukturisasi modal perusahaan senilai 5,9 juta Baht.
"Pada masa krisis ini, mereka yang kuat yang akan bertahan. Kami telah melalui berbagai krisis, dan situasi ini tidak jauh berbeda. AirAsia akan bangkit dari pandemi ini dan menjadi lebih kuat. Kami percaya masa depan akan lebih baik," kata Tony.
Advertisement