3 Alasan Juventus Harus Pecat Andrea Pirlo Segera

Juventus semakin hancur ditangan Andrea Pirlo yang minim pengalaman melatih.

oleh Thomas diperbarui 12 Mei 2021, 13:00 WIB
Reaksi pelatih Juventus Andrea Pirlo saat melawan AC Milan pada pertandingan lanjutan Liga Serie A Italia melawan AC Milan di stadion San Siro, Rabu (7/1/2021). Andrea Pirlo pernah berkibar bersama AC Milan, ketika selama satu dekade berseragam I Rossoneri. (AFP Photo/Miguel Medina)

Liputan6.com, Jakarta- Juventus hancur lebur di musim 2020-2021. I Bianconeri untuk pertama kalinya gagal meraih Scudetto setelah merebutnya sembilan musim beruntun. Juve pun terancam hampa gelar musim ini.

Satu-satunya peluang Juventus meraih gelar tinggal di Coppa Italia. Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan akan berjumpa dengan Atalanta.

Di arena Liga Champions, Juventus secara memalukan tersingkir di babak 16 besar. Juve didepak oleh klub Portugal FC Porto.

Kini di Liga Italia Juventus malah terancam tak masuk empat besar. Juve berada di urutan lima klasemen sehingga cuma akan main di Liga Europa musim depan.

Keterpurukan Juventus ini membuat pelatih Andrea Pirlo disorot. Skuat Juventus tak mengalami perubahan signifikan dibanding musim lalu ketika dipoles Maurizio Sarri. Namun ditangan Pirlo, Juventus berantakan.

Desakan untuk memecat Pirlo makin kencang usai Juventus kalah 0-3 dari AC Milan di kandang sendiri akhir pekan kemarin. Pirlo kemungkinan hanya akan dipertahankan sampai akhir musim ini.

Ada 3 alasan mengapa Juventus perlu memecat Pirlo segera. Apa saja? Simak di halaman berikutnya

 

Saksikan Video Menarik Ini


Minim Pengalaman

Pelatih Juventus, Andrea Pirlo menyaksikan pemainnya bertanding melawan Napoli pada laga Piala Super Italia di Stadion Mapei, Sassuolo, Kamis (21/1/2021). Klub berjuluk Si Nyonya Tua ini sudah 9 kali memenanganinya. (AP Photo/Antonio Calanni)

Pirlo memang belum berpengalaman melatih. Eks pemain AC Milan itu baru kali ini menukangi sebuah tim. Awalnya Juventus ingin menempatkan Pirlo di tim U-23 terlebih dahulu. Namun usai memecat Sarri, Juve berubah pikiran dan langsung memakai Pirlo untuk tim utama.

Keputusan Juventus itu berakibat fatal. Pirlo masih kesulitan beradaptasi dengan peran barunya sebagai pelatih tim utama. Pirlo tak mampu melakukan perubahan di tengah pertandingan. Juventus nyaris selalu kesulitan membalikkan keadaan jika sudah tertinggal.

Pola permainan yang diterapkan Pirlo tidak jelas. Juve lebih banyak berputar-putar di daerah permainan sendiri yang justru malah mengakibatkan blunder.


Kebingungan

Pelatih Juventus Andrea Pirlo kecewa usai timnya kalah 1-2 dari Porto pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions di Estadio Do Dragao, Kamis (18/2/2021) dini hari WIB. (AP Photo/Luis Vieira)

Pirlo belum juga bisa menemukan formasi yang tepat untuk Juventus. Sudah hampir semusim menukangi Juventus, Pirlo masih kebingungan menentukan komposisi yang pas.

Dari 34 pertandingan Liga Italia, secara mengejutkan Pirlo selalu menggunakan komposisi pemain yang berbeda-beda di tiap laga. Tidak sekali pun Pirlo menurunkan starter yang sama di posisi yang sama.

Banyak pemain Juventus yang dijajal Pirlo di posisi berbeda-beda. Contohnya adalah Danilo Luiz yang sering digeser-geser menjadi bek kanan, bek kiri, bek tengah hingga gelandang.

Formasi yang dipakai Pirlo juga aneh-aneh. Sayangnya perjudian yang sering dilakukannya tidak sukses dan berujung pada hasil negatif untuk Juventus.


Tak Bisa Poles Gelandang

Pelatih Juventus, Andrea Pirlo menginstruksikan pemainnya saat bertanding melawan Udinese pada pertandingan Liga Italia di di stadion Dacia Arena di Udine, Italia, Senin (3/5/2021). Tambahan tiga poin membuat Juventus naik ke posisi tiga klasemen dengan 69 poin. (Andrea Bressanutti/LaPresse via AP)

Salah satu kelemahan Juventus musim ini ada di sektor tengah. Para gelandang Juventus minim kreativitas. Hal ini cukup mengherankan karena sewaktu masih aktif bermain, Pirlo merupakan gelandang pengatur serangan yang hebat.

Pirlo tak mampu menularkan kehebatannya sebagai playmaker kepada para pemain tengah Juventus seperti Rodrigo Bentancur, Arthur Melo, Adrien Rabiot dan Aaron Ramsey.

Kinerja Rabiot dan Bentancur justru malah semakin menurun di era Pirlo dibandingkan saat masih dipoles Sarri musim lalu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya