6 Fakta Menarik tentang Kota Depok yang Pernah Menjadi Negara Sendiri

Kota Depok ternyata punya rekaman sejarah yang unik. Bagaimana ceritanya menjadi negara sendiri?

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Mei 2021, 09:04 WIB
Pengendara motor bermasker memasuki kawasan Kota Depok, Jawa Barat, Minggu (12/4/2020). Menteri Kesehatan menyetujui menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Kota Depok yang akan dimulai, Rabu (15/4) dalam pencegahan meluasnya COVID-19. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Kota Depok merupakan salah satu kota penyangga Ibu Kota Jakarta yang terletak di perbatasan Jawa Barat. Wilayah ini terdiri dari 11 kecamatan yang dibagi menjadi 63 kelurahan. Awalnya, Depok adalah sebuah kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Bogor. Kemudian pada 1982, Depok mendapatkan status sebagai kota administratif.

Saat itu, Depok menjadi kota administratif keempat di Jawa Barat setelah Cimahi, Tasikmalaya, dan Tangerang. Sejak 27 April 1999, Depok resmi ditetapkan menjadi kotamadya yang terpisah dari Kabupaten Bogor dengan memiliki jumlah penduduk sekitar 1,2 juta jiwa.

Kota Depok juga sempat jadi sorotan dengan beragam isu sosial belakangan ini, mulai dari dugaan babi ngepet hingga panglima Kekaisaran Sunda Nusantara. Tetapi di luar itu, masih banyak hal lain yang bisa diulik dari Depok. Berikut enam fakta menarik tentang Depok yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Sempat Menjadi Negara Depok

Akhir abad ke-17, seorang saudagar kaya dari Belanda bernama Cornelis Chastelein membeli tanah di Depok seluas 12,44 kilometer persegi. Lalu pada abad ke-18, Chastelein ditetapkan menjadi penguasa pertama dan pendiri Depok. Awalnya, Depok adalah wilayah yang penuh dengan hutan belantara, tetapi dengan bantuan para budaknya, ia membabat hutan untuk membuka lahan.

Seorang advokat dari Belanda Mr.M.H. Klein merealisasikan perkembangan Depok menjadi sebuah republik dengan meletakkan batu pertama bernama “Desa Republik”. Pada 1913, Depok memiliki presiden pertama yaitu Gerrit Jonathans dengan nama pemerintahan Het Gemeente Bestuur van Het Particuliere Land Depok. Pusat pemerintahannya ditandai dengan Tugu Depok. Namun, dalam aturan disebutkan bahwa presiden hanya menjabat selama tiga tahun saja.

2. Organisasi Kristen Pertama di Indonesia

Chastelein adalah seseorang yang berbeda dari orang-orang VOC pada zamannya. Hal ini dikarenakan Chastelein sangat taat terhadap ajaran Protestan yang dianutnya. Sejak 1705, Chastelein mulai mencurahkan perhatiannya untuk mengembangkan perkebunan di Depok. Lalu, ia bersama budaknya pindah ke Seringsing dan membuka lahan perkebunan di wilayah tersebut.

Di tanah Seringsing, Chastelein mewujudkan cita-citanya membangun organisasi Kristen untuk pribumi di Depok. Organisasi ini menjadi organisasi Kristen pertama di Indonesia yang dibentuk sebagai pelanggengan kekuasaan dengan nama, De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen. Tujuan didirikannya organisasi tersebut untuk mengenalkan agama melalui pendekatan yang jauh dari kekerasan dan perbudakan.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


3. Dijuluki Kota Belimbing

Potret Belimbing Dewa (dok. Instagram @yolandafebria / https://www.instagram.com/p/BtKN8oUH19r/?igshid=1hfv7pvpp8rf8 / Dinda Rizky)

Kota Depok dikenal oleh masyarakat luas dengan sebutan Kota Belimbing. Sebutan ini diberikan lantaran ada satu buah belimbing yang sangat dikenal di Depok, yaitu belimbing dewa dan juga terdapat banyak kebun belimbing. Buah belimbing sangat prospektif dikembangkan di kota ini dan kini telah menjadi buah unggulan di Depok.

Pada tahun 1950-an, Depok menjadi pemasok buah-buahan yang dijual di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Pemasaran buah-buah tersebut dibawa menggunakan kereta api. Namun, seiring perkembangan waktu, pada 1990-an Depok mengalami perubahan politik yang identik dengan Islam. Julukan Kota Belimbing dimulai saat itu sebagai simbolis untuk mem-branding Kota Depok yang Islami.

4. Belimbing Dewa Terbaik

Buah belimbing dewa yang manis ini menjadi ikon khas dari Kota Depok. Buah ini berkualitas bagus dengan rasa manis dan segar serta berukuran cukup besar. Kota Depok menjadi kota yang memproduksi belimbing dewa terbesar di Indonesia. Pada Kontes Buah Nasional Indonesia yang digelar pada 2000, Depok berhasil meraih gelar sebagai penghasil buah belimbing dewa terbaik.

Tak hanya dimakan langsung, biasanya masyarakat Depok juga mengolah belimbing dewa menjadi berbagai olahan produk yang menarik, seperti keripik belimbing, asinan, dodol, dan juga saus mayones yang terbuat dari belimbing.

 

 


5. Destinasi Religi Masjid Kubah Mas

Potret Masjid Kubah Emas di Depok (dok. Instagram @oesamahesa / https://www.instagram.com/p/B5bj1DpnCLh/?igshid=3iifzkqitgi6 / Dinda Rizky)

Masjid Kubah Mas peninggalan Dian Al Mahri menjadi salah satu ikon Depok yang memiliki beberapa keunikan. Sesuai namanya, kubah masjid ini benar-benar dilapisi dengan emas 24 karat serta terdiri dari lima buah kubah. Setiap kubah dilapisi emas setebal 2-3 milimeter dan mozaik kristal.

Bentuk kubah Masjid menyerupai kubah Taj Mahal, India. Tak hanya itu, ada pula relief hiasan di tempat imam yang terbuat dari 18 karat emas. Sedangkan, pagar di lantai 2 dan hiasan di 168 mahkota masjid juga terbuat dari emas.

6. Punya Petir Terganas

Selain dijuluki dengan Kota Belimbing, Depok juga dijuluki sebagai Kota Petir. Penyematan ini dikarenakan Depok memiliki petir terganas dan berbahaya dibandingkan dengan petir lain yang ada di dunia. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 2002 oleh Prof. Dr. Ir. Dipl. Ing. Reynaldo Zoro dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Petir dengan kekuatan ganas di Depok disebabkan oleh wilayah yang dipengaruhi angin lembab dan angin gunung dari Bukit Barisan serta angin darat dari angin laut Kepulauan Riau dan Selat Malaka. Kekuatan petir yang besar membuat Depok masuk dalam buku rekor dunia Guiness World Record dengan catatan sebagai petir terganas di dunia. Sawangan dan Cinere adalah dua kawasan yang paling rawan. (Dinda Rizky Amalia Siregar)


Awas Lonjakan Covid-19 di Libur Lebaran

Infografis Awas Lonjakan Covid-19 Libur Lebaran (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya