AS Setujui Ladang Angin Lepas Pantai Skala Besar untuk Perangi Perubahan Iklim

AS menyetujui pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai besar pertama di wilayahnya.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 13 Mei 2021, 12:00 WIB
Bentuk turbin di area Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo 1 di Jeneponto, Sulawesi Selatan, Jumat (21/9). Turbin PLTB Tolo 1 memiliki tinggi tiang 133 meter dengan panjang bilah (blade) 63 meter. (Liputan6.com/Pool/ESDM)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, pada Selasa (11/5), telah menyetujui pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai besar pertama di negaranya.

Pemerintah AS menyebut hal itu sebagai peluncuran sebuah industri energi dalam negeri baru yang dapat membantu mengurangi emisi dari sektor energi listrik.

Dalam memerangi perubahan iklim global, pengumuman itu sesuai dengan agenda Biden yang lebih luas dengan kebijakan dekarbonisasi ekonomi negara, seperti dilansir VOA Indonesia, Kamis (13/5/2021).

Namun, tindakan itu dengan cepat mendapati kecaman dari industri perikanan. 

Hal tersebut dikarenakan kekhawatiran akan dampak proyek terhadap pasokan ikan dan lalu lintas kapal, yang telah "dibungkam" oleh beberapa pejabat pemerintah.

Dalam upaya perizinan proyek tenaga angin lepas pantai dengan skala komersial selama lebih dari satu dekade di perairan AS, Persetujuan proyek Vineyard Wind, yang berlokasi 14 mil (23 km) di lepas pantai negara bagian Massachusetts, merupakan tonggak penting.

Dengan hanya dua fasilitas kecil energi angin lepas pantai, AS dalam pengembangan teknologinya, tertinggal dari negara-negara Eropa.

Vineyard Wind dan sejumlah proyek AS lain yang akhirnya ditangguhkan, dikhawatirkan akan menimbulkan kerugian pada penangkapan ikan, kerusakan pariwisata, burung, situs bersejarah, dan nilai properti karena menempatkan puluhan turbin angin dari baja yang berputar di dekat garis pantai yang indah.

Saksikan Video Berikut Ini:


Pemerintahan Biden Tinjau Kembali Proses Perizinan Vineyard Wind

Layar menunjukkan ucapan terima kasih terhadap petugas kesehatan terlihat di Times Square, New York, AS, Senin (27/4/2020). Menurut Center for Systems Science and Engineering di Universitas Johns Hopkins hingga 29 April 2020 WIB, jumlah kasus COVID-19 di AS melampaui 1 juta. (Xinhua/Michael Nagle)

Mantan presiden Donald Trump, yang mengesampingka risiko pemanasan global dan berupaya memaksimalkan penggunaan bahan bakar fosil, telah membatalkan proses perizinan Vineyard Wind akhir 2020 lalu.

Namun Biden, dalam waktu satu bulan setelah menjabat memulai kembali peninjauan tersebut.

"Ini jalan yang panjang," kata Kepala Eksekutif Vineyard Wind Lars Pedersen kepada sejumlah wartawan dalam sebuah konferensi melalui telepon.

"Kami sangat menantikan ini untuk bergerak ke fase selanjutnya sehingga kita benar-benar dapat mulai membangun ladang angin lepas pantai berskala besar pertama di AS," jelasnya.

Sementara itu, pernyataan pemerintah AS mengatakan, bahwa proyek Vineyard Wind bertujuan untuk menghasilkan pasokan tenaga listrik bagi 400 ribu rumah di wilayah New England. Konstruksi awal dapat dimulai paling cepat pada 2021.

Menurut pengembangnya, proyek itu akan mulai memasok energi listrik ke sejumlah jaringan pada paruh kedua 2023.

Proyek itu bertujuan untuk menciptakan 3.600 pekerjaan, memenuhi janji kampanye Biden untuk mengatasi perubahan iklim.  Hal ini dilakukan dengan memperluas sumber energi ramah lingkungan sehingga meningkatkan lapangan pekerjaan, bukan menguranginya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya