Liputan6.com, Gunungkidul - Diduga karena bertengkar dengan sang kekasih yang hendak menikah dengan orang lain, seorang mahasiswi di Tegalsari Kapanewon Wonosari Gunungkidul, nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri tepat pada malam takbir Hari Raya Idul Fitri 1442 Masehi.
Dari informasi yang berhasil dihimpun Liputan6.com, tewasnya gadis tersebut pertama kali diketahui oleh ibunya sendiri Mar (55). Saat itu, seusai berbuka puasa bersama anaknya di rumah, ia berpamitan untuk beribadah salat magrib di masjid yang tak jauh dari rumahnya sekitar pukkul 17:45 WIB.
Advertisement
Seperti biasa, ibunya berangkat ke masjid sendiri tanpa anaknya. Namun, saat itu, sang ibu sudah merasa curiga dengan gelagat anaknya yang saat itu masih di meja makan dengan membawa sehelai selendang. Meski merasa ada yang janggal, ibunya tetap berangkat ke masjid.
Seusai salat magrib di masjid, ibunya pulang ke rumah dan mendapati rumah terkunci dari dalam dan lampu dalam keadaan mati. Sang ibu panik dan memanggil tetangga untuk dibantu membukakan pintu. Usaha membuka pintu ini mengalami kendala. Untuk itu, tetangga mencoba mencongkel jendela dan pintu pun berhasil terbuka.
Ibu Mar bersama tetangga kemudian memasuki rumah untuk menyalakan lampu. Namun, setelah lampu dinyalakan Ibu Mar kaget mendapati anaknya sudah dalam keadaan tergantung di pondasi bangunan atas pembatas ruang makan dan dapur yang tak tertutup ternit. Hal tersebut sontak membuat panik warga sehingga langsung menghubungi pihak kepolisian.
Kapolsek Wonosari, AKBP Mugiman saat dikonfirmasi membenarkan peristiwa ini. Dari hasil pemeriksaan kematian korban murni karena gantung diri karena di tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
"Di tempat kejadian ditemukan selendang yang digunakan korban untuk gantung diri," jelas Mugiman.
Mugiman menjelaskan, korban adalah CSA (22) mahasiswa Akper swasta di Yogyakarta dan masih aktif. Selain itu, di handphone korban juga ditemukan percakapan ancaman kepada sang kekasih bahwa dia akan mengakhiri hidup jika sang kekasih menikahi orang lain.
"Iya, saat dibuka Hp korban terakhir korban video call namun tidak diangkat," kata Mugiman.
Mugiman melanjutkan, karena pacarnya akan menikah dengan orang lain ini, korban depresi. Saat ini, korban sudah diserahkan Kembali ke pihak keluarga untuk dimakamkan.
"Malam ini akan dimakamkan oleh pihak keluarga, dan rencananya akan dimakamkan di Dusun Bonagung Kalurahan Tileng Kapanewon Girisubo tempat ayahnya dimakamkan," dia memungkasi.
KONTAK BANTUAN
Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.
Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku
Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.
Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.