Presiden Jerman: Muslim Idul Fitri Saat Lockdown COVID-19, Terima Kasih Menahan Rindu

Presiden Jerman menyampaikan rasa simpati karena umat Muslim di Jerman terpaksa harus merayakan Idul Fitri tahun ini di tengah pembatasan sosial alias lockdown untuk kedua kalinya.

Oleh DW.com diperbarui 13 Mei 2021, 11:31 WIB
Frank-Walter Steinmeier, mantan menlu yang terpilih jadi presiden Jerman (AP)

Berlin - Umat Muslim tengah bersuka cita merayakan Idul Fitri termasuk mereka yang berada di Jerman. Dalam momen tersebut, Presiden Frank-Walter Steinmeier pun secara khusus mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri bagi umat Muslim di negarannya.

Melalui sebuah pesan video yang dirilis pada Rabu (12/05), ia menyampaikan rasa simpati karena umat Muslim di Jerman terpaksa harus merayakan Idul Fitri tahun ini di tengah pembatasan sosial alias lockdown untuk kedua kalinya.

Kepala negara Jerman itu juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada umat Islam, karena sudah rela menahan rindu untuk tidak berkumpul dengan kerabat dalam kelompok besar menyusul pembatasan sosial yang diberlakukan.

"Idul Fitri adalah sebuah perayaan untuk semua orang, keluarga Muslim dan untuk teman-teman mereka. Ini memang pahit mengingat kebersamaan di akhir Ramadhan tidak mungkin dilakukan selama dua tahun berturut-turut akibat pembatasan pandemi,” kata Steinmeier seperti dikutip dari DW Indonesia, Kamis (13/5/2021).

Saksikan Juga Video Ini:


Harapan Lewat Program Vaksinasi

Penumpang berjalan di sepanjang peron di stasiun kereta utama di Frankfurt, Jerman, Jumat (14/8/2020). Mengenakan masker untuk melindungi diri dari corona Covid-19 adalah kewajiban di transportasi umum di Jerman. (AP Photo/Michael Probst)

Meski begitu, Steinmeier mengatakan ada harapan bagi Jerman untuk bisa keluar dari masa sulit pandemi COVID-19, yaitu lewat kampanye vaksinasi COVID-19 yang ia nilai sudah meningkat pesat di seluruh Jerman.

Steinmeier juga berterima kasih kepada umat Islam atas "kedisiplinan dan pengertian” yang diberikan, karena sekali lagi Idul Fitri kali ini hanya bisa dirayakan di kalangan keluarga terkecil saja.

"Pada akhirnya, saya berharap dengan program vaksinasi yang sekarang berjalan lebih cepat, janji bagi kita untuk dapat berkumpul kembali bisa segera menjadi kenyataan,” kata Steinmeier.

Di momen yang sama, Steinmeier meyakini bahwa makna berpuasa juga sesungguhnya berkaitan dengan gagasan rekonsiliasi, sehingga dapat menawarkan harapan akan solidaritas yang lebih besar antarkomunitas.

"Saya berharap kesulitan yang kita alami bersama-sama di tengah pandemi kali ini dapat mendekatkan kembali komunitas agama dan orang-orang yang merasa tidak menjadi bagian dari agama mana pun di negara kita,” kata Steinmeier.

Bulan puasa umat Islam atau Ramadhan tahun ini akan berakhir pada 12 Mei 2021. Setelahnya, umat Islam di Jerman akan merayakan Idul Fitri, yang biasanya dirayakan dengan makan dan berdoa bersama selama tiga hari.

Warga Muslim di Jerman jumlahnya sekitar 4 juta jiwa, atau sekitar 6% dari total populasi Jerman, demikian menurut data Pew Research Center di tahun 2016.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya