Selain Sinovac, Balitbangkes Bakal Kaji Efektivitas Vaksin COVID-19 AstraZeneca dan Sinopharm

Balitbangkes juga mengungkapkan beberapa studi terkait vaksin COVID-19 yang juga sedang dilakukan

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 13 Mei 2021, 12:02 WIB
Gambar ilustrasi menunjukkan botol berstiker "Vaksin COVID-19" dan jarum suntik dengan logo perusahaan farmasi AstraZeneca, London, Inggris, 17 November 2020. Vaksin buatan AstraZeneca yang bekerja sama dengan Universitas Oxford ini disebut 70 persen ampuh melawan COVID-19. (JUSTIN TALLIS/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Balitbangkes) mengatakan akan melakukan kajian efektivitas vaksin COVID-19 AstraZeneca dan Sinopharm.

Balitbangkes sebelumnya melakukan kajian cepat terhadap efektivitas vaksin COVID-19 Sinovac pada tenaga kesehatan. Hasilnya, dosis lengkap vaksin menurunkan risiko gejala parah hingga 94 persen, 96 persen risiko perawatan, dan 98 persen mencegah kematian.

"Ada beberapa penelitian ataupun studi yang saat ini berlangsung dalam kaitannya untuk mengukur efektivitas vaksinasi dan topik lain," kata Ketua Tim Peneliti Efektivitas Vaksin Kemenkes Pandji Dewantara.

Pandji mengatakan bahwa Balitbangkes nantinya juga akan mengukur efektivitas vaksin COVID-19 lainnya selain CoronaVac dari Sinovac, seperti vaksin corona AstraZeneca dan Sinopharm yang sebentar lagi akan digunakan.

"Jadi nanti Badan Litbangkes akan berupaya dan saat ini dalam proses melakukan studi pada beberapa jenis vaksin tersebut," ujarnya dalam konferensi pers daring pada Rabu (12/5/2021).

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini


Penelitian Lain

Sekotak vaksin COVID-19 terlihat saat proses produksi di bengkel pengemasan selama tur media di kantor pusat Sinopharm di Beijing pada 26 Februari 2021. The Beijing Institute of Biological Products mengembangkan vaksin corona dari virus yang sudah dilemahkan. (Noel Celis/AFP)

Selain terkait efektivitas, Pandji juga mengungkapkan bahwa ada beberapa studi lain yang juga sedang dan akan dilakukan oleh Balitbangkes terkait vaksin COVID-19 di tahun 2021.

"Yang pertama yaitu terkait durasi proteksi, jadi seberapa lama, kemudian terkait dengan titer antibodi pada kelompok ataupun pada individu yang sudah divaksin atau belum divaksin, kita ingin melihat perbedaannya," kata Pandji.

Studi lain yang juga dilakukan terkait manajemen vaksinasi seperti logistik, distribusi vaksin ke beberapa daerah, serta faktor-faktor dan tantangan dalam pendistribusian dan efeknya terhadap kualitas vaksinasi dan produk vaksin.

"Kemudian ada juga yang terkait dengan efektivitas vaksinasi terhadap laju transmisi atau penularan COVID-19 di beberapa daerah," kata Pandji.


Infografis Ramai-Ramai Tangguhkan Vaksin AstraZeneca, Ada Apa?

Infografis Ramai-Ramai Tangguhkan Vaksin AstraZeneca, Ada Apa? (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya