Kala Perayaan Idul Fitri 2021 di Bawah Aturan Pembatasan Ketat COVID-19

Beberapa negara terpaksa merayakan perayaan Idul Fitri di tengah aturan pembatasan COVID-19.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 13 Mei 2021, 20:10 WIB
Orang-orang di Lahore, Pakistan, berbelanja untuk liburan Idul Fitri. (KM Chaudary / AP Photo)

Liputan6.com, Jakarta - Warga Muslim di seluruh dunia tengah berada dalam semarak perayaan Idul Fitri di tengah pandemi Virus Corona COVID-19. Tahun ini merupakan tahun kedua bagi umat Muslim merayakan lebaran di tengah pandemi. 

Melansir Al Jazeera, Kamis (13/5/2021), beberapa negara telah memberlakukan pembatasan baru selama liburan untuk membatasi penyebaran COVID-19.

Pihak berwenang di Irak, di mana tingkat infeksi hariannya tetap tinggi dan upaya vaksinasi lambat, telah mengumumkan penguncian selama 10 hari terhitung mulai Rabu 12 Mei. 

Sementara itu, Mesir memerintahkan toko-toko untuk tutup pada pukul 9 malam hingga 21 Mei dalam upaya untuk membatasi kerumunan dan pertemuan sosial, sementara Tunisia memberlakukan jam malam dan pembatasan pergerakan hingga 16 Mei.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Perayaan Idul Fitri

Sejumlah wisatawan mengunjungi Kastil Ajloun yang bersejarah di Ajloun, sekitar 73 km sebelah utara Kota Amman, Yordania, pada 19 Juli 2020. Kastil Ajloun adalah kastil abad ke-12 yang terletak di Yordania barat laut. (Xinhua/Mohammad Abu Ghosh)

Sementara itu, negara lain akan melonggarkan pembatasan karena infeksi harian yang dilaporkan menurun. Ini termasuk Yordania, yang akan memperpendek jam malam mulai Kamis 13 Mei.

Idul Fitri biasanya ditandai dengan doa khusus, sementara keluarga bertukar kunjungan dan berbagi kue.

Namun, berbeda halnya dengan yang terjadi di Jalur Gaza, yang terkepung di mana pasukan Israel dalam beberapa hari terakhir telah melancarkan serangan udara intensif di berbagai lokasi di seluruh wilayah pesisir.

“Ini seharusnya menjadi momen untuk membeli barang, makanan dan kebutuhan,” ujar Safwat al-Kahlout dari Al Jazeera, melaporkan dari Kota Gaza.

“Tetapi karena eskalasi baru-baru ini, orang-orang di Gaza tetap berada di dalam rumah karena tidak ada infrastruktur atau tempat berlindung untuk bersembunyi,” tambahnya.

Bangunan tempat tinggal juga dilanda, kata al-Kahlout, menyebabkan banyak keluarga kehilangan tempat tinggal.

“Kami berada di hari-hari [terakhir] di bulan Ramadhan; keluarga biasanya berkumpul di sekitar meja [berbuka puasa]; sekarang, mereka mendadak jadi tunawisma," tambahnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya