Liputan6.com, Jakarta Amy Bockerstette mencetak sejarah di Amerika Serikat (AS) usai menjadi penyandang Down syndrome yang berkompetisi di sebuah kejuaraan golf perguruan tinggi nasional di Ormond Beach, Florida.
Gadis dengan sindrom Down berusia 22 tahun itu bermain untuk Paradise Valley Community College di Phoenix di National Junior College Athletic Association National Championship pada Senin awal pekan ini waktu setempat.
Advertisement
"Saya suka bermain, rekan satu tim saya, sahabat saya, bertemu satu sama lain," kata Bockerstette. "Kami bersenang-senang," tambahnya seperti dikutip dari CBS News, Kamis (13/5/2021).
"Saya tidak gugup, hanya sangat bersemangat. Saya hanya sangat senang berada di sini," ujarnya seperti dikutip dari People. "Namun ayah saya merasa gugup."
Nama Bockerstette mulai dikenal pada 2019 saat ia bermain bersama pegolf profesional Gary Woodland sebelum Waste Management Phoenix Open.
"Kami mengalami hari istimewa di Phoenix dan itu berkembang di sana, tetapi dunia butuh lebih banyak Amy," kata Woodland pada saat memberikan Bockerstette kejutan beberapa hari usai menang di US Open.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Menyukai Golf
Bockerstette sendiri menjadi siswi Arizona pertama dengan Down syndrome yang bermain di babak playoff sekolah menengah di Sandra Day O'Connor High School pada 2017.
Sejak saat itu, dia menjadi penyandang sindrom Down pertama yang menerima beasiswa atletik perguruan tinggi ketika dirinya menandatangani kontrak dengan Paradise Valley Community College pada 2018.
"Gold itu menyenangkan. Saya suka melakukan yang terbaik," katanya.
Keluarga Bockerstette yang terinspirasi momen antara putri mereka dengan Woodland pun mendirikan yayasan I Got This Foundation, yang memiliki misi mempromosikan pembelajaran dan kesempatan bermain golf bagi penyandang sindrom Down dan disabilitas intelektual lainnya.
Keluarga Bockerstette percaya bahwa putri mereka adalah inspirasi bagi orang lain dan pengingat akan apa yang dapat dicapai oleh orang-orang.
"Jangan membatasi anak Anda yang disabilitas," kata sang ayah, Joe, "Mereka jauh, jauh lebih mampu daripada yang bisa Anda bayangkan."
Advertisement