Warga India Lumuri Badan Pakai Kotoran Sapi, Pakar: Bukan Cara Tangkal COVID-19

Para pakar mengatakan bahwa praktik melumuri tubuh kotoran sapi demi menangkal COVID-19 malah bisa menimbulkan penyakit

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 13 Mei 2021, 19:00 WIB
Ritual di pertemuan Sungai Ganga dan Yamuna di Prayagraj, India. Kasus COVID-19 sedang meningkat di negara itu. Dok: AP Photo/Rajesh Kumar Singh

Liputan6.com, Jakarta Para pakar di India memperingatkan warga agar tidak menggunakan kotoran sapi demi menangkal COVID-19. Mereka mengatakan bahwa tidak ada bukti ilmiah soal praktik semacam itu, bahkan berisiko membawa penyakit lain.

Seperti di Gujarat misalnya. Dikutip dari Straits Times pada Kamis (13/5/2021), beberapa orang dilaporkan pergi ke tempat penampungan sapi seminggu sekali untuk melumuri tubuh mereka dengan kotoran dan kencing sapi.

Mereka berharap agar praktik itu bisa meningkatkan kekebalan tubuh mereka, atau membantunya sembuh dari COVID-19. 

Salah seorang pengikut praktik ini, Gautam Manilal Borisa, mengklaim bahwa beberapa dokter bahkan mengikuti kegiatan itu.

"Keyakinan mereka adalah terapi ini meningkatkan kekebalan mereka dan mereka bisa pergi dan merawat pasien tanpa rasa takut," kata pria yang bekerja di sebuah perusahaan farmasi itu.

Ia juga mengklaim hal itu membantunya sembuh dari COVID-19 tahun lalu.

Saat peserta menunggu kotoran dan urinE sapi di tubuh mengering, mereka lalu memeluk atau menghormati sapi di tempat penampungan, lalu berlatih yoga untuk meningkatkan energi. Mereka lalu dibersihkan dengan susu atau buttermilk.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


Tidak Ada Bukti Ilmiah

Tradisi Unik dari India ini dipercaya dapat memberikan manfaat, ribuan penduduk desa turun ke atas tumpukan kotoran sapi untuk ambil bagian dalam pertempuran tahunan tradisi mereka.

Praktik ini pun mendapat peringatan dari para pakar setempat. Menurut JA Jayalal, presiden dari Indian Medical Association, tidak ada bukti ilmiah kotoran atau urin sapi dapat meningkatkan kekebalan tubuh dari COVID-19.

"Itu sepenuhnya didasarkan pada kepercayaan," kata Jayalal seperti dikutip dari Independent.

"Ada juga risiko kesehatan yang terlibat dalam mengolesi atau mengonsumsi produk ini, penyakit lain dapat menyebar dari hewan ke manusia," ia menambahkan.

Dnyaneshwar Dhobale Pati, presiden Maharashtra Association of Resident Doctors juga mengatakan bahwa mengoleskan kotoran sapi di tubuh berisiko menyebabkan infeksi dan memicu alergi karena banyaknya mikroorganisme di sana.

"Penggunaannya yang berlebihan juga dapat memperparah pneumonia. Tidak ada bukti ilmiah tentang penggunaan obatnya," katanya.


Dianggap Omong Kosong

Seorang petani mengatur tandan tebu untuk dijual di pinggir jalan di Jammu, India, Selasa (4/5/2021). Infeksi dan kematian COVID-19 meningkat dengan kecepatan yang mengkhawatirkan di India tanpa terlihat adanya akhir dari krisis. (AP Photo/Channi Anand)

 Seorang dokter dan penulis bernama Nandita Iyer bahkan menyebut bahwa setiap beberapa minggu sekali akan ada orang yang mempromosikan "omong kosong" tersebut.

"Kotoran sapi atau urine sapi mungkin baik sebagai pupuk alami tumbuhan, tetapi jelas tidak memiliki peran dalam pencegahan atau pengobatan COVID-19," katanya.

Keyakinan akan manfaat pengobatan dari produk sapi sendiri berangkat dari fakta bahwa hewan itu dianggap suci dalam agama Hindu. Kotoran sapi bahkan juga digunakan sebagai disinfektan alami di rumah-rumah.

Di awal pandemi Maret 2020, aktivis Hindu dari Akhil Bharat Hindu Mahasabha dilaporkan mengadakan pesta minum urin sapi di Delhi. Beberapa orang minum air kencing dan mandi kotoran hewan tersebut. Aksi ini mendapatkan sorotan internasional kala itu.


Infografis Indonesia Waspada Eksodus Tsunami Covid-19 India

Infografis Indonesia Waspada Eksodus Tsunami Covid-19 India (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya