Liputan6.com, Knightdale - Warga Amerika Serikat (AS) sedang mengalami masalah BBM, mulai dari naiknya harga, serangan hacker terhadap Colonial Pipeline, dan kini ada panic buying. Mobil warga pun mengular di pom bensin, bahkan ada yang sampai membeli pakai kantong plastik.
Aksi saling meludah dan adu fisik juga sempat terjadi di North Carolina ketika seorang wanita ingin menyelak saat ingin isi bensin. Wanita itu tampak marah-marah ke seorang pengemudi pria yang berada di dalam mobil.
Baca Juga
Advertisement
Wanita itu lantas meludahi pria itu. Tak terima perlakuan tersebut, pria yang diludahi keluar mobil dan meludah balik. Aksi adu fisik pun terjadi dan direkam pengemudi yang sedang antre.
Menurut laporan MSN, Kamis (13/5/2021), mobil wanita itu ternyata menyerempet mobil si laki-laki di kota Knightdale.
Meski wanita itu yang menyerempet dan memotong antrean, jeratan hukum bagi pria itu lebih kuat karena menyerang perempuan dan merusak properti. Sementara, si perempuan hanya terjerat pasal penyerangan biasa.
Peristiwa itu terjadi di tengah banyaknya pom bensin yang kehabisan pasokan setelah Colonial Pipeline diserang hacker.
NBC melaporkan tujuh dari 10 pom bensin di Charlotte, North Carolina, kehabisan setidaknya satu jenis bahan bakar pada Rabu kemarin.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Beli Bensin Pakai Plastik
Masalah panic buying ini menjadi viral di Twitter dalam beberapa hari terakhir di AS, bahkan ada wanita yang tertangkap kamera membeli bensin dengan plastik. US Consumer Product Safety Commission lantas mengingatkan di Twitter agar warga jangan mengisi kantong plastik dengan bensin.
Presiden Joe Biden dan Menteri Energi Jennifer Granholm masih optimistis pada situasi ini dan meminta masyarakat tidak panic buying. Ia yakin kondisi di Colonial Pipeline akan segera pulih.
Namun, sebelum ada serangan hacker, harga BBM juga mulai naik di AS. Untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun terakhir harga rata-rata BBM di Amerika tembus US$ 3 per galon.
Gubernur, senator, dan anggota DPR dari Partai Republik mengkritik keras Presiden Biden, termasuk mantan Presiden AS Donald Trump. Ia mengkritik Menteri Energi Jennifer Granholm, serta menyindir Joe Biden menyuruh anaknya, Hunter Biden, yang mengurus sektor energi AS.
"Apakah Joe Biden menyuruh Hunter mengurus energi kita, dengan pengalamannya di Burisma? Bahkan Menteri Energi Jennifer Granholm sudah tersesat!" ujar Trump lewat situs resminya.
Hunter Biden pernah bekerja di perusahaan migas Burisma di Ukraina pada 2014, namun jabatan itu membuatnya dikritik terkait konflik kepentingan, sebab waktu itu ayahnya adalah wakil presiden AS, selain itu Hunter juga tak punya latar belakang di sektor tersebut.
Advertisement