Liputan6.com, Jakarta - Beragam hidangan lezat tersedia saat Lebaran tiba. Siapa mampu menolak kelezatan hidangan Lebaran seperti seporsi rendang dengan bumbu meresap sampai ke daging, ditambah opor ayam kuah santan nan gurih dan sambal goreng ati yang pedasnya bikin ketagihan?
Bagi individu yang sudah berhasil mengurangi berat badan selama puasa 30 hari selama Ramadan, terselip rasa gamang menyantap hidangan khas Lebaran. Ketika akhirnya menyantapnya pun lalu timbul rasa bersalah karena merusak pola makan yang telah terjaga selama sebulan terakhir.
Advertisement
Alvina Olivia, Nutrition Coach and Health Mindset Coaching Certified, mengajarkan metode mindful eating agar kita lebih tenang dalam menyantap makanan Lebaran.
Sebab, menjadi mindful berarti kita memilih untuk memiliki kesadaran dan terhubung penuh dengan tubuh dan pikiran kita, ketika melakukan atau merasakan sesuatu tanpa menghakimi.
Menurut Alvina, prinsip ini dapat diterapkan untuk kondisi saat kita makan. Dengan menjadi mindful, rasa lapar dapat dihadapi dengan kepala dingin dan tenang.
"Selain itu kita dapat membedakan, lapar atau haus, makan karena secara fisik merasa lapar atau sekadar ingin karena dorongan lain seperti stres, bosan, sedih, marah, atau supaya tidak mengantuk," kata Alvina di dalam unggahan di Instagram pribadinya, @alvinaolivia.
Simak Juga Video Berikut Ini
Mindful Eating
Secara sederhana, mindful eating adalah metode makan yang terjadi ketika kita mampu memberikan atensi apakah yang sedang dikerjakan, dan apa yang tubuh rasakan tanpa menghakimi.
Dalam unggahan tersebut, Alvina memberikan tiga tips yang dapat kita lakukan.
1. Makan secara perlahan dan memberikan atensi terhadap apa yang kita makan dan tubuh rasakan. Fokus terhadap apa yang sedang kita kerjakan.
2. Makan sampai terasa puas bukan sampai terlalu kenyang
3. Mindful eating juga berarti memerhatikan komposisi makanan yang kita santap, baik dari segi porsi dan jenis makanannya.
"Dengan mindful eating kita bisa mendapatkan suatu kompas untuk menyeimbangkan food intake kita sesuai dengan yang tubuh butuhkan, yang kemudian akan disampaikan dengan sinyal kenyang atau sinyal lapar," katanya.
Advertisement
Tanyakan pada Diri
Guna memermudah praktiknya, Alvina memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk kita jawab untuk menjaga agar tetap dapat mindfull (berkesadaran)
Sebelum makan
Apakah aku lapar atau yang lain?
Apakah aku sedang buru-buru?
Apakah aku sedang stres atau marah atau sedih?
Saat makan
Aku puas tidak dengan makanan yang sudah disiapkan atau dipesan?
Makanan ini akan memberikan manfaat apa untuk tubuh?
Rasanya enak dan aku suka?
Apakah aku mencoba untuk menikmati tanpa buru?
Setelah makan
Apakah aku senang dengan keputusan aku untuk makan makanan tadi?
Tubuh aku bagaimana?
Apa sensasi yang aku rasakan, kenyang? kekenyangan? kurang kenyang? masih lapar?
"Selain mempraktikkan midnfullness dalam makan, kita juga perlu mindful terhadap apa yang masuk ke tubuh kita, itu juga penting," katanya.
Menurut Alvina, sebisa mungkin menyiapkan makan sendiri. ketika kita bisa menyiapkan makanan kita sendiri, kita tahu persis apa yang kita butuhkan dan apa yang kita bisa pegang kendali atas apa yang masuk ke dalam tubuh kita.
Infografis
Advertisement