6 Fakta Menarik tentang Surakarta yang Lebih Dikenal dengan Solo

Bagaimana sejarah Surakarta sampai juga disebut Solo?

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Mei 2021, 09:02 WIB
Keraton Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Jakarta - Kota Surakarta lebih dikenal sebagai Solo. Salah satu kota di Jawa Tengah ini memiliki luas wilayah 44,04 kilometer persegi. Jumlah penduduknya disebut sebagai yang terbesar ketiga di antara daerah-daerah lain di Jawa bagian selatan, yakni setelah Bandung dan Malang.

Nama Surakarta diambil dari dua kata bahasa Jawa, yaitu Sura yang berarti ‘Keberanian’ dan Karta berarti ‘Makmur’. Pemberian nama tersebut diharapkan dapat membuat Surakarta menjadi tempat yang penghuninya adalah orang-orang yang selalu berani berjuang untuk kebaikan serta kemakmuran negara dan bangsa.

Surakarta memiliki semboyan yang menjadi slogan pemeliharaan kota indah, yaitu ‘Berseri’ yang berarti bersih, sehat, rapi, dan juga indah. Surakarta juga mengambil slogan periwisata sebagai upaya membuat citra Surakarta sebagai kebudayaan Jawa, yaitu ‘The Spirit of Java’ yang berarti jiwanya Jawa.

Apa lagi fakta menarik dari Surakarta? Berikut Liputan6.com telah merangkum enam di antaranya dari berbagai sumber.

1. Termasuk Kota dengan Biaya Hidup Termurah

Surakarta atau Solo telah ditetapkan menjadi salah satu kota di Indonesia dengan biaya hidup termurah. Surakarta menjadi kota yang tidak banyak menekan pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari masyarakatnya, seperti untuk tempat tinggal, makanan, pakaian, pendidikan, hingga transportasi.

Maka itu, tidak heran bahwa Surakarta menjadi salah satu tujuan para perantau dari berbagai daerah untuk mengenyam pendidikan atau bekerja. Bahkan, kota ini juga beberapa kali mendapatkan penghargaan sebagai kota yang nyaman hingga layak huni untuk anak-anak, mahasiswa, hingga orang tua.

2. Asal-usul Dua Nama

Kota Surakarta ialah kota yang menyandang dua nama, yakni Surakarta dan Solo. Sejarah Kota Solo dimulai ketika Keraton Kartosuro mengalami kehancuran akibat serbuan dari pemberontak Kerajaan Mataram.

Raja Pakubuwana II saat itu tengah mencari lokasi baru untuk menjadi pusat pemerintahan dan memilih Sala. Namun, namanya diganti menjadi Surakarta Hadiningrat. Saat ini, nama Surakarta biasanya digunakan dalam situasi formal-pemerintahan, sedangkan nama Sala/Solo biasanya lebih merujuk pada penyebutan umum yang dilatarbelakangi oleh aspek kultural.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


3. Tempat Kelahiran Pelopor Batik Indonesia

Google Doodle Rayakan Ulang Tahun ke-90 Go Tik Swan. Dok: Google

Kota Solo merupakan surganya bagi para pecinta batik sehingga dijuluki sebagai Kota Batik. Hal ini dikarenakan penjual batik di Solo sangat mudah ditemukan, mulai dari pasar, mal, hingga pusat penjualan batik seperti Kampung Batik Laweyan. Batik yang dijual juga memiliki berbagai macam varian harga, motif, dan juga jenis. Motif andalan yang sangat popular adalah Parang Kusumo dan Truntum.

Solo juga menjadi tempat kelahiran dari sang pelopor batik Indonesia, yaitu Go Tik Swan. Go Tik Swan dikabarkan memiliki kedekatan dengan Soekarno, presiden pertama di Indonesia pada saat itu. Lalu, Soekarno pun meminta Go Tik Swan untuk menciptakan Batik Indonesia. Go Tik Swan pun langsung kembali ke Solo dan membuat batik untuk Presiden Soekarno yang diberi nama Parang Bima Kurda.

4. Kereta Uap Legendaris

Kereta Kuno Sepur Kluthuk Jaladara merupakan kereta wisata yang berada di Solo dan dijalankan dengan lokomotif uap C1218 atau lokomotif uap D1410. Kereta ini beroperasi di jalur kereta api Stasiun Purwosari hingga Solo Kota. Lokomotif kuno buatan Jerman pada 1896 ini sempat menjadi kebanggaan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda di Solo.

 

 


5. Studio Rekaman Pertama di Indonesia

Studo Lokananta menjadi studio rekaman yang bersejarah di Indonesia karena merupakan perusahaan pertama pembuat vinyl.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Kota Solo menjadi awal berkembangnya dunia musik di Indonesia, karena kota kecil ini memiliki studio rekaman pertama di Indonesia, yaitu Lokanata. Lokanata berdiri pada 29 Oktober 1956 dan mempunyai dua tugas besar, yakni produksi dan duplikasi piringan hitam serta kaset audio.

Salah satu musisi ternama yang pernah merekam karyanya di tempat tersebut adalah Maliq & D’essentials. Konon, kualitas rekaman di Lokanata hampir setara dengan studio Abbey Road yang ada di Inggris dan menjadi lokasi rekaman band ternama The Beatles. Namun, saat ini Lokanata sudah jarang digunakan untuk rekaman.

6. Tradisi Kirab Pusaka Satu Suro

Pada dasarnya, Kota Solo merupakan kota yang kaya budaya. Salah satu tradisi yang populer dan sangat unik di kota ini adalah Kirab Pusaka Satu Suro. Tradisi unik tersebut biasanya diselenggarakan oleh Keraton Solo dan Puro Mangkunegaran pada malam hari menjelang tanggal 1 Suro.

Pelaksanaan tradisi bertujuan untuk merayakan tahun baru Jawa yaitu Satu Suro. Saat melakukan upacara, para abdi dalem yang berbusana Jawi Jangkep akan berkirab atau membawa keliling pusaka-pusaka yang dipercaya mempunyai daya magis. Tradisi ini juga melibatkan kerbau sakral, Kebo Bule, yang dipercayai sebagaijelmaan Kyai Selamet. Saking dihormati warga, banyak dari mereka yang memperebutkan kotoran Kebo Bule saat melintas. (Dinda Rizky Amalia Siregar)


Awas Lonjakan Covid-19 Saat Libur Lebaran

Infografis Awas Lonjakan Covid-19 Libur Lebaran (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya