Liputan6.com, Jakarta Penyandang asma diimbau untuk tetap berobat ke layanan kesehatan apabila mengalami serangan di masa pandemi COVID-19, tentunya dengan terus menjaga protokol kesehatan dan harus secara rutin mengendalikan kondisinya.
Poppy Hayono Isman, Ketua Umum Yayasan Asma Indonesia dalam sebuah temu media beberapa waktu lalu mengatakan bahwa penting bagi seorang pasien untuk mengetahui pencetus asmanya.
Advertisement
"Tentu di pandemi ini amat sangat penting bagi kita untuk mengikuti protokol kesehatan," kata Poppy yang juga memiliki asma ini, ditulis Sabtu (15/5/2021).
Poppy sendiri selama pandemi sudah menerapkan protokol kesehatan dan sudah divaksin. "Yang paling penting adalah mengontrol asma kita sendiri, menghindari dari hal-hal pencetusnya," ujarnya.
Menurut Poppy, COVID-19 memang menjadi sebuah penyakit yang dianggap menakutkan bagi mereka dengan asma. Maka dari itu, ia mengajak agar penyandang asma untuk terus menjaga kesehatannya.
"Banyak sekali masyarakat yang bertanya pada saya, saya contohkan diri saya sendiri. Olahraga, menghindari pencetus, kemudian juga secara fisik kita terkontrol, apakah dengan olahraga atau tidur yang baik," katanya.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Saat Terkena Serangan
Poppy mengakui, di masa pandemi, banyak penyandang asma yang takut berobat ke rumah sakit. Ia mengatakan, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menghubungi layanan kesehatan secara virtual.
"Memang sedikit rumit karena bagaimana pun di kala kena serangan harus mendapatkan bantuan para dokter. Jadi intinya adalah kalau harus pergi ke klinik atau rumah sakit, protokol kesehatan tentu nomor satu yang harus dilakukan."
"Kita harus mesti percaya diri bahwa dengan protokol kesehatan, paling sedikit kita menghindari dari COVID, tetapi jangan sampai takut pergi ke dokter di kala kena serangan," kata Poppy.
Dia menambahkan, tanpa pandemi pun, penyandang asma harus terus mengendalikan penyakitnya.
"Seorang penderita asma kualitas hidupnya bisa sangat amat baik. Alhamdulillah diri saya sendiri hampir jarang kena serangan, tetapi sekali kena serangan memang susah untuk bergerak atau bekerja," katanya.
Advertisement