Liputan6.com, Jakarta - Masuk World’s Greatest Leader atau Pemimpin Terbaik di Dunia pada 2021, pendiri Grab Anthony Tan dan Hooi Ling Tan dinilai layak karena mampu mengembangkan inovasi selama pandemi.
Seperti dilansir Fortune, Sabtu (15/5/2021), Anthony Tan dan Hooi Ling Tan menghadapi skenario terburuk pada awal 2020, ketika pandemi melanda Asia Tenggara. Krisis tersebut melenyapkan permintaan layanan ride-hailing dari Grab, perusahaan yang berbasis di Singapura.
Advertisement
Berdiri pada 2012, saat ini, terdapat 25 juta pengguna bulanan di delapan negara. Bertemu di Harvard Business School, Anthony Tan dan Hooi Ling Tan harus membuat keputusan sulit agar mampu bertahan menghadapi pandemi. Akhirnya, mereka memangkas gaji manajemen senior sebesar 20 persen dan memberhentikan sekitar 5 persen karyawan.
Untuk memastikan pemotongan gaji tak terjadi lama, perusahaan akhirnya mentransisikan lebih dari 237.000 pengemudi ride-hailing menjadi pengemudi pengiriman pada 2020.
Tak hanya itu, mereka juga memperluas layanan pengiriman bahan makanan GrabMart ke delapan pasarnya dalam tiga bulan. Terdapat juga GrabCare, layanan sementara atas permintaan untuk mengangkut para profesional medis, dalam waktu kurang dari 72 jam.
Secara keseluruhan, pendapatan bersih yang bisa didapatkan Grab meningkat hingga 60 persen pada 2020. Kelincahan yang ditunjukkan Grab tidak diragukan lagi merupakan salah satu alasan merger SPAC yang akan datang dengan Altimeter Growth Corp dapat terjadi. Menghargai perusahaan sebesar USD 40 miliar, kesepakatan yang terjalin menjadi yang terbesar hingga saat ini.
Grab mengatakan pihaknya bermitra dengan Altimeter, karena beberapa alasan, salah satunya, komitmen terhadap misi pemberdayaan ekonomi Grab. Pihaknya berjanji, akan menyumbangkan 10 persen dari saham yang diterima sebagai sponsor kesepakatan yang terjalin kepada pengemudi Grab dan dana abadi pedagang.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Grab Fokus Tambah Titik Temu di Pasar Tradisional dan Residensial
Sebelumnya, Grab telah lama menghadirkan fitur POI (Point of Interest) untuk meningkatkan layanan bagi para penggunanya. Dengan fitur ini, pengguna Grab dipermudah untuk bertemu dengan mitra driver.
Grab pun berencana untuk terus meningkatkan jumlah POI yang ada di layanannya tahun ini. Country Lead of Map Operations Grab Indonesia Ariek Wisnu Wibisono menuturkan ada dua area yang akan menjadi fokus perusahaan di tahun ini.
"Fokus POI kami di tahun ini salah satunya adalah pasar tradisional. Dengan cara ini, selain membantu UMKM yang ada di sekitar pasar, kami juga ingin membantu pengguna yang mungkin tidak bisa keluar untuk mendapatkan kebutuhannya," tuturnya dalam media roundtable.
Dia menuturkan, kehadiran POI di pasar tradisional ini sekaligus mendukung layanan GrabAssistant yang diluncurkan Grab tahun lalu. Untuk diketahui, GrabAssistant adalah layanan yang memungkinkan pengguna membeli kebutuhannya dari berbagi lokasi pada mitra pengemudi.
Berdasarkan data terakhir, ada lebih dari 7.000 titik pasar tradisional yang sudah terjangkau dalam layanan ini. Karenanya di tahun ini, Grab akan terus menambah jumlah POI di layanannya.
Selain pasar tradisional, menurut Ariek, Grab juga akan fokus menambah titik-titik pelaku UMKM atau merchant. Hal ini diharapkan dapat membantu para pelaku UMKM mendapatkan pesanan dan menumbuhkan kembali ekonomi.
"Di tahun ini, kami juga berencana mengumpulkan data titik di residensial, mengingat di Indonesia terbilang heterogen," tutur Ariek. Seperti diketahui, penomoran atau alamat di sejumlah wilayah Indonesia memang masih berbeda-beda.
Ariek menuturkan, ada wilayah yang penomoran alamatnya sudah jelas, tapi ada pula yang wilayah dengan nomor atau bahkan nama jalan yang belum jelas. Untuk itu, Grab berencana bisa mendapatkan titik residensial sebanyak-banyaknya.
"Karena tidak jarang, ada pengguna yang terpaksa menggunakan titik alamat tetangganya, sebab alamatnya memang belum tercakup dalam pemetaan kami," ujarnya menjelaskan.
Advertisement
Kehadiran Tim Pemetaan Internal
Grab memang diketahui memiliki tim pemetaan internal. Ariek menuturkan, kehadiran tim ini merupakan upaya Grab yang berorientasi pada kepuasaan pelanggan.
"Dengan adanya tim pemetaan sendiri, kami bisa memiliki kontrol terhadap kondisi di luar sana sekaligus mengembangkan inovasi secara langsung," ujarnya menjelaskan.
Sebagai contoh, Ariek menuturkan dengan tim pemetaan internal saat adanya pembatasan mobilitas, Grab bisa langsung melakukan penyesuaian. Terlebih, perubahan di setiap daerah dapat berbeda-beda.
"Dengan tim pengembangan ini, kami bisa menumbuhkan nilai hyperlocal di setiap daerah, sebab masing-masing daerah memiliki ciri-ciri tertentu dan kami bisa melakukan approach yang tepat sasaran," tuturnya.
Untuk itu, Grab memiliki program yang memungkinkan mitra pengemudi atau pengguna untuk memberikan umpan balik mengenai suatu wilayah. Harapannya, program ini akan meningkatkan keakuratan pemetaan dalam sistem.