Liputan6.com, Jakarta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan serangkaian upaya kesiapsiagaan untuk menghadapi arus balik mudik. Menurut Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo, salah satu upaya yang dilakukan adalah menyiapkan alat swab antigen dan fasilitas isolasi bagi pemudik yang dinyatakan reaktif.
“Mereka yang reaktif setelah diperiksa dengan swab antigen, maka akan dibawa ke ruang isolasi,” kata Doni saat berada di Pelabuhan Bakauheni Lampung dalam konferensi pers BNPB, Sabtu (15/5/2021)
Advertisement
Ia menambahkan, guna menekan penularan COVID-19 dari Pulau Sumatra ke Jawa, pemerintah Provinsi Lampung telah menyiapkan beberapa fasilitas berupa wisma dan rumah susun (rusun) untuk isolasi. Jika masih kurang, maka pemerintah pusat akan memberikan dukungan untuk menyiapkan hotel atau losmen yang tersedia di wilayah Lampung dan sekitarnya.
“Bagi pemudik yang mengalami gejala dan merupakan kelompok rentan, maka harus mendapat kesempatan pertama untuk dirawat di rumah sakit yang telah disiapkan oleh Pemerintah Provinsi Lampung.”
Dinas kesehatan telah menginstruksikan seluruh rumah sakit yang ada di Lampung untuk menyiapkan diri atas kemungkinan peningkatan pasien COVID-19 dari kelompok pelaku perjalanan, tambah Doni.
Simak Video Berikut Ini
Prediksi Arus Balik Mudik
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya memprediksi arus balik mudik akan terjadi pada 16 Mei. Sedang, menurut Doni, ada 440.014 orang yang telah melakukan perjalanan dari Merak, Banten ke Bakauheni, Lampung. Sejumlah orang tersebut juga diprediksi akan segera kembali ke Pulau Jawa dalam waktu yang bersamaan.
“Diprediksi angka ini mungkin akan kembali pada waktu yang relatif tidak lama, mungkin dalam waktu yang bersamaan sehingga semua langkah kesiapsiagaan sudah dilakukan.”
Langkah kesiapsiagaan yang sudah dilakukan selain menyiapkan tempat isolasi dan alat swab antigen adalah optimalisasi sumber daya.
Sumber daya yang dimaksud meliputi petugas swab dari daerah yang akan diperkuat oleh pusat. Selain itu, pihak BNPB juga sudah mengoptimalkan seluruh kapal feri yang ada yakni 69 unit dan 7 dermaga diminta untuk beroperasi secara penuh.
“Kemudian logistik yang ada di semua pos pemeriksaan baik yang ada di ruas jalan tol maupun yang ada di non tol serta di pelabuhan Bakauheni kita harapkan bisa optimal.”
Upaya lain untuk mengoptimalkan kinerja juga dilakukan dengan pembagian waktu para petugas yang akan bekerja bergantian dalam tiga shift. Hal ini dilakukan agar para pekerja tetap dalam keadaan segar.
Advertisement