Liputan6.com, Jakarta - Tunjangan Hari Raya (THR) menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu masyarakat Indonesia saat lebaran tiba. Agar THR tidak sekadar lewat dan lebih berfaedah, Anda bisa mengalokasikannya untuk investasi.
Hal ini karena THR merupakan uang dingin karena terhitung sebagai bonus pendapatan. Alias tidak masuk dalam perhitungan pemasukan dan pengeluaran bulanan. Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan, Anda bisa menyisihkan sekitar 20 persen dari THR untuk investasi.
Investasi ini tidak melulu saham. Anda bisa mengalokasikannya pada investasi lain seperti reksa dana. PIlihan ini menyesuaikan profil risiko Anda. Seperti diketahui, instrumen investasi umumnya memiliki imbal hasil yang sepadan dengan risiko.
Baca Juga
Advertisement
Sebagai gambaran, semakin tinggi imbal hasilnya, maka semakin tinggi pula risikonya. Sebaliknya, imbal hasil yang rendah juga dibarengi dengan risiko yang rendah.
"Upayakan minimal 20 persen THR disisihkan untuk investasi atau dana darurat. Tidak harus saham, bisa jenis investasi lain seperti reksa dana atau obligasi yang sesuai profil risiko. Diusahakan minimum 20 persen,” kata dia kepada Liputan6.com, Minggu (16/5/2021).
Investasi di pasar modal dinilai masih menarik meski kini tengah marak uang digital atau kripto. Rudiyanto menjelaskan, investasi di pasar modal memiliki keunggulan dalam hal perpajakan yang final, tempat penyimpanan yang dikoordinasikan bursa dan bisa dicek KSEI, dan kejelasan fundamental.
“Sementara di kripto, pajaknya belum final, keamanan penyimpanan mungkin masih menjadi concern bagi beberapa investor, dan tidak ada fundamental untuk aset yang ditransaksikan,” kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Sentimen Pendukung Pasar Modal
Di sisi lain, program diskon PPn untuk properti dan kendaraan, bantuan sosial, dan beberapa program lain yang sedang dijalankan pemerintah diharapkan bisa mendorong kinerja laporan keuangan di kuartal II. Sehingga diharapkan bisa menjadi sentimen positif bagi pasar modal, terutama saham dan reksa dana saham.
"Sementara inflasi yang terkendali dan komitmen bank sentral untuk mempertahankan suku bunga diharapkan menjadi sentimen positif untuk obligasi dan reksa dana pendapatan tetap,” ia menambahkan.
Advertisement