Tragedi Maut Kedungombo, Bagaimana Keamanan Wisata di Cilacap?

Serupa dengan di daerah lainnya, Cilacap juga tetap membuka objek wisata di tengah pandemi Covid-19

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 17 Mei 2021, 06:30 WIB
Ratusan relawan dari berbagai kEsatuan saat mengevakuasi korban perahu tenggelam di Waduk Kedungombo, Boyolali. (Foto: Liputan6.com/Felek Wahyu)

Liputan6.com, Cilacap - Tragedi maut terjadi di Waduk Kedungombo, Boyolali, Jawa Tengah. Perahu wisata yang mengangkut wisatawan terbalik diduga karena kelebihan muatan.

Sembilan orang jadi korban dalam insiden ini. Hingga Minggu malam, masih ada korban yang belum ditemukan. Ironisnya, dua di antaranya adalah bocah kakak beradik.

Dalam penyelidikan kepolisian, terungkap pula, pengemudi perahu adalah anak berusia 13 tahun. Miris, di tengah kekhawatiran penularan Covid-19 di objek wisata, pengelola wisata Kedungombo abai terhadap keselamatan pengunjung.

Berbeda dengan Provinsi Jawa Barat dan Banten, Jawa Tengah memang tak menutup objek wisata. Gubernur Jawa Tengah hanya sempat menyentil pengelola wisata yang abai K3 dan 3M. Jika tak mengindahkan keduanya, ia mengancam akan mencabut izinnya.

Serupa dengan di daerah lainnya, Cilacap juga tetap membuka objek wisata di tengah pandemi Covid-19. Kunjungan lebaran diharapkan mampu membangkitkan pariwisata tiarap semenjak pandemi Covid-19.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Cilacap, Heru Hardjanto mengatakan protokol kesehatan akan dilakukan secara ketat di tiap objek wisata. Selain itu, pemantauan untuk memastikan terjaganya prokes. Bahkan, kata dia, Pemkab Cilacap juga sudah melakukan simulasi beroperasinya objek wisata.

“Buka Mas, sudah simulasi untuk protokol diperketat dan ada pemantauan,” ucap dia, Jumat malam (14/5/2021).

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Basarnas Tak Mendirikan Posko

Pengamanan objek wisata di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada libur Lebaran Idul Fitri 2021. (Foto: Liputan6.com/Basarnas)

Selain prokes, tentu saja keamanan pengunjung menjadi perhatian. Namun, Kantor Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Cilacap tak mendirikan Posko pemantauan di kawasan wisata berisiko pada libur Lebaran Idul Fitri 1442 Hijriah ini. Misalnya, pantai.

Padahal, kerap terjadi kecelakaan air di perairan selatan Jawa termasuk Cilacap. Telah banyak wisatawan hingga nelayan menjadi korban ganasnya ombak di perairan ini.

Humas Kantor Basarnas Cilacap, Saeful Anwar mengatakan meski tak mendirikan posko khusus, pemantauan intensif dilakukan di objek-objek wisata. Basarnas menyiapkan enam petugas yang memantau objek wisata. Pemantauan akan dilakukan bersama dengan unsur SAR lainnya, seperti TNI, Polri dan relawan.

“Personel kita standby-kan di Teluk Penyu,” katanya, melalui pesan elektronik, Jumat malam (14/5/2021).

Menurut dia, Basarnas Cilacap tak mendirikan posko pengamanan terkait pengamanan siaga SAR khusus lebaran. Sebab, Basarnas pusat tak memerintahkan pendirian posko, terkait situasi pandemi Covid-19.

Tetapi, dia memastikan petugas akan melakukan pemantauan secara mobile di sejumlah objek wisata berisiko. Misalnya, Pantai Teluk Penyu, Dermaga Sleko, dan sejumlah objek wisata pantai lainnya.

“Petugas tetep ada, kita setiap hari mobile ke posko-posko seperti Sleko, pelabuhan penyeberangan rakyat, wisata Teluk Penyu,” kata Saeful.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya