Liputan6.com, Gaza - Pejabat Palestina di Gaza mengatakan, Minggu (16/5) merupakan hari paling mematikan sejak pertempuran dengan Israel dimulai.
Lebih dari 40 orang tewas dalam serangan udara Israel terbaru di Gaza, kata para pejabat di sana, demikian dikutip dari laman BBC, Senin (17/5/2021).
Advertisement
Tentara Israel mengatakan, militan Palestina telah menembakkan lebih dari 3.000 roket ke Israel selama seminggu terakhir.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres telah memperingatkan bahwa pertempuran lebih lanjut dapat menjerumuskan kawasan itu ke dalam "krisis yang tidak dapat dikendalikan".
Dia memohon agar kekerasan yang "sangat mengerikan" segera diakhiri.
Pada Senin (17/5) pagi, pesawat tempur Israel melancarkan 80 serangan udara di beberapa daerah di Kota Gaza, tak lama setelah gerilyawan Hamas menembakkan rentetan roket ke Israel selatan.
PBB juga memperingatkan kekurangan bahan bakar di Gaza, Palestina yang dapat menyebabkan rumah sakit dan fasilitas lain kehilangan daya.
Lynn Hastings, wakil koordinator khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, mengatakan kepada BBC bahwa dia telah mengimbau otoritas Israel untuk mengizinkan PBB membawa bahan bakar dan pasokan tetapi diberitahu bahwa itu tidak aman.
Pejabat Gaza mengatakan, 42 orang, termasuk 16 wanita dan 10 anak-anak, tewas dalam serangan udara Israel hari Minggu (16/5).
Sepuluh orang, termasuk dua anak, tewas dalam serangan roket di Israel sejak pertempuran dimulai Senin lalu, kata Israel.
Korban tewas secara keseluruhan di Gaza sekarang mencapai 188 orang, termasuk 55 anak-anak dan 33 wanita, dengan 1.230 terluka, menurut kementerian kesehatan yang dikendalikan Hamas di Palestina.
Israel mengatakan, lusinan militan termasuk di antara yang tewas.
Saksikan Video Berikut Ini:
Apa yang terjadi pada 16 Mei 2021?
Serangan udara Israel menghantam jalan dengan tingkat kesibukan tinggi di Gaza setelah tengah malam pada Minggu (17/5).
Hal ini menyebabkan setidaknya tiga bangunan runtuh dan puluhan kematian.
Hamas meluncurkan rentetan roket ke arah Israel selatan pada malam dan sore hari.
Jutaan orang Israel bergegas ke kamar atau tempat perlindungan yang aman saat sirene berbunyi.
Warga Palestina juga mencoba untuk berhati-hati, tetapi di Jalur Gaza yang padat dan sumber daya yang buruk, menyebabkan banyak yang tidak tahu harus ke mana.
Advertisement