Liputan6.com, Jakarta - Pandemi covid-19 membuat semua sektor usaha harus berubah dengan menegdepankan pemanfaatan teknologi dalam memproduksi barang atau jasa. Menghadapi hal ini, di awal 2021 Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) melakukan peningkatan kualitas core banking system ke arah yang lebih modern dan mengikuti perkembangan zaman.
Pengkinian core banking system ini diharapkan dapat mendukung peningkatan volume transaksi perbankan serta meningkatkan kualitas layanan. Pada kuartal I 2021, tercatat lebih dari 5,5 juta transaksi virtual account dilayani Bank Sampoerna, meningkat lebih dari 50 persen dibandingkan jumlah transaksi pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Advertisement
Direktur Utama Bank Sampoerna Ali Rukmijah mengatakan, rencana pengkinian core banking system ini merupakan bagian dari transformasi digital Bank Sampoerna dan telah lama direncanakan, bahkan sebelum pandemi melanda Indonesia Maret tahun lalu.
“Bank Sampoerna terus bertransformasi secara digital sejak tahun 2014 akan terus memutakhirkan layanan perbankan dengan dukungan teknologi digital agar mempermudah nasabah dan kreditur dalam memenuhi kebutuhan perbankan mereka”, ungkap Ali dalam keterangan tertulis, Senin (17/5/2021).
Komitmen transformasi digital juga dilakukan melalui kolaborasi dengan berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran seperti payment gateway, penyelenggara transfer dana, uang elektronik, dan penyelenggara fintech termasuk peer-to-peer lending, merchant aggregator serta fintech lainnya. Dengan demikan pengembangan ekosistem keuangan digital yang saling terintegrasi dan bersinergi bergerak lebih maju.
Beberapa produk dan layanan digital yang dimiliki oleh Bank Sampoerna antara lain Internet Banking, Mobile Banking, Virtual Account, Rekening Dana Lender, QRIS Payment, Corporate Debit Card, dan layanan pinjaman berbasis web: PDaja.com.
Masih berkontraksinya pertumbuhan ekonomi tidak dapat dipungkiri berdampak pada kinerja keuangan Bank Sampoerna. Secara yoy hingga akhir Februari 2021, secara industri kredit yang diberikan perbankan kepada pihak ketiga menurun sebesar 2,1 persen. Untuk Bank Sampoerna sendiri, hingga Maret 2021 total kredit yang disalurkan relatif tidak berubah yakni sebesar Rp 8,2 triliun.
Sementara itu total aset Bank Sampoerna meningkat sebesar 21 persen menjadi Rp 13,2 triliun dibandingkan dengan kondisi per Maret 2020.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Prinsip Kehati-Hatian
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga pada akhir Maret 2021 meningkat 21 persen hingga berjumlah Rp 11,0 triliun bila dibandingkan dengan Maret 2020.
“Kami bersyukur bahwa masyarakat terus mempercayai Bank Sampoerna untuk menempatkan dananya. Kepercayaan masyarakat ini memungkinkan kami untuk meningkatkan likuiditas, yang kami pandang perlu dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi saat ini,” ungkap Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna Henky Suryaputra.
Secara keseluruhan Bank Sampoerna juga membukukan kinerja yang cukup baik. Laba bersih meningkat 13 persen menjadi Rp 11,1 miliar.
Kinerja keuangan Bank Sampoerna dicapai tanpa mengabaikan kehati-hatian. Pada akhir Maret 2021, rasio cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) kredit yang telah dibuat terhadap kredit bermasalah (CKPN/NPL) mencapai 154 persen, meningkat dibandingkan rasio per 31 Maret 2020 yang adalah 117 persen.
"Demikian pula kualitas kredit terjaga sebagaimana ditunjukkan dengan rasio kredit bermasalah (NPL) yang berada di level 2,6 persen, menurun dari pada tahun sebelumnya yang sebesar 4,2 persen. Rasio kecukupan modal (CAR) juga berada pada level aman yaitu 19,4 persen,” ungkap Henky.
Baca Juga
Advertisement