Meghan Markle dan Pangeran Harry Diminta Tanggalkan Gelar Kerajaan, Ada Apa?

Seruan ini merujuk pada pernyataan Pangeran Harry tentang pengasuhan anak oleh Pangeran Charles dan mendiang Pangeran Philip.

oleh Asnida Riani diperbarui 18 Mei 2021, 09:41 WIB
Pangeran Harry dan Meghan Markle mengunjungi New Zealand House di London, Selasa (19/3). Pangeran Harry dan Meghan Markle menempatkan karangan bunga di luar gedung sebagai penghormatan kepada para korban serangan teror di Christchurch. (AP/Alastair Grant)

Liputan6.com, Jakarta - Para staf istana meminta Pangeran Harry dan Meghan Markle menanggalkan gelar kerajaan mereka, menurut sebuah laporan seperti dilansir dari The Sun, Senin (17/5/2021). Hal ini diserukan setelah narasi yang "menyinggung" cara Pangeran Charles dan mendiang Pangeran Philip mendidik anak-anak mereka diucapkan Harry.

Itu terjadi setelah Pangeran Harry menyebut telah dikecewakan ayahnya, Pangeran Charles. Di sana Duke of Sussex menyebut bahwa ia memindahkan Archie dan Meghan ke Amerika Serikat (AS) untuk "memutus siklus rasa sakit" dari masa kecilnya sendiri.

Ditanya tentang asuhan dan pengaruhnya terhadap kesehatan mental dalam podcast media Amerika, Dax Shepard, Duke mengatakan,"Tidak ada yang salah, dan saya tidak berpikir kita harus menyalahkan atau memberatkan siapa pun."

"Tapi, tentu dalam hal mengasuh anak, jika saya pernah mengalami suatu bentuk rasa sakit atau penderitaan karena rasa sakit atau penderitaan yang mungkin dialami ayah atau orangtua saya, saya akan memastikan bahwa saya memutus siklus itu agar saya pada dasarnya tidak menyebarkan itu," imbuhnya.

"Ada banyak rasa sakit dan penderitaan genetik yang diteruskan," urainya. "Sebagai orangtua, kita harus melakukan yang terbaik untuk mengatakan, 'Itu terjadi pada saya, dan saya akan memastikan itu tidak akan terjadi pada Anda'.”

Anggota senior istana mengatakan pada Mail on Sunday bahwa ucapan Pangeran Harry telah memicu "kebingungan dan rasa dikhianati" di lingkungan istana. Seorang ajudan mengatakan, "Orang-orang terkejut ia dapat melakukan ini pada Ratu ketika tanah makam Duke of Edinburgh 'masih basah'."

"Menyeret mendiang kakeknya ke dalam hal ini sangat mengejutkan dan tidak sopan," tuturnya. "Duke of Sussex sekarang telah menghabiskan banyak waktu untuk menekankan bahwa ia tidak berbeda dengan orang lain dan menyerang institusi yang menurutnya telah membuatnya sangat kesakitan."

"Ada anggapan yang berkembang bahwa jika Anda sangat tidak menyukai institusi tersebut, Anda seharusnya tidak memiliki gelar (dari sana)," imbuhnya soal buntut narasi Pangeran Harry.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Ciptakan Ketegangan Baru?

Pangeran Harry hadir di peringatan Anzac Day di Westminster Abbey, London, Inggris, 25 April 2019. (VICTORIA JONES / POOL / AFP)

Pangeran Harry dan Meghan Markle secara resmi mengakhiri tugas kerajaan mereka awal tahun ini setelah mengumumkan pengunduran diri setahun sebelumnya. Kendati, keduanya tetap menggunakan gelar Duke dan Duchess of Sussex.

Seorang sumber kerajaan mengatakan, pasangan itu harus "jadi Harry dan Meghan", dan perlu menjelaskan keputusan tidak langsung melepas gelar tersebut, seperti yang dilakukan pada title His/Her Royal Highness mereka.

Wawancara Harry kemungkinan akan menciptakan ketegangan menjelang kunjungan berikutnya ke Inggris untuk pembukaan patung mendiang ibunya, Putri Diana, pada Juli mendatang.

Sebelumnya, ia telah berbicara dengan William dan Charles setelah prosesi pemakaman Pangeran Philip, memicu harapan bahwa keretakan dalam keluarga dapat disembuhkan. Namun, sumber kerajaan mengatakan, meski ada "keinginan tulus" untuk membangun kembali hubungan mereka, "itu tidak mungkin dilakukan saat ada orang yang terus memotongnya."


Geger Wawancara Meghan Markle dan Pangeran Harry

Infografis Geger Wawancara Meghan Markle dan Pangeran Harry. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya