Liputan6.com, Gaza - Sebanyak 192 orang, termasuk 58 anak-anak dan 34 perempuan, telah tewas di Jalur Gaza sejak kekerasan terbaru akibat ketegangan dengan Israel pekan lalu.
Dilansir Al Jazeera, Senin (17/5/2021) sebanyak 10 orang tewas di Israel, termasuk dua anak-anak.
Advertisement
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melakukan pertemuan pada Minggu (16/5) yang membahas tentang kekerasan itu, namun gagal untuk membuat kesepakatan.
Sebelumnya, pada Minggu (16/5), militer Israel melakukan serangan intens di Jalur Gaza, menewaskan sedikitnya 42 warga Palestina, melukai puluhan lainnya, dan merusak setidaknya tiga bangunan tempat tinggal.
Rumah pimpinan Hamas di Gaza, Yehya al-Sinwar, juga menjadi sasaran serangan tersebut, menurut media kelompok tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa akhir dari tujuh hari pertempuran dengan para pejuang Gaza tidak akan terjadi dalam waktu dekat, meskipun ada langkah diplomatik untuk mencapai ketenangan.
Saksikan Video Berikut Ini:
Israel Lancarkan 55 Serangan Udara di Gaza
Safwat al-Kahlout dari Al Jazeera melaporkan, bahwa jet tempur Israel melakukan setidaknya 55 serangan udara di Gaza pada Senin pagi (17/5).
Al-Kahlout menyebut bahwa target serangan itu termasuk beberapa pangkalan militer dan keamanan di wilayah Palestina, serta beberapa tanah kosong di timur Kota Gaza.
Sebuah gedung berlantai empat juga diledakkan di pusat Kota Gaza, tetapi laporan awal menerangkan bahwa orang yang berada dalam gedung itu sudah dievakuasi sebelum serangan.
"Api semakin intensif di pangkalan militer, pangkalan keamanan, kamp pelatihan yang kosong yang dimiliki oleh kelompok pejuang Palestina," katanya.
Namun, belum diketahui secara jelas apakah ada korban dalam serangan udara tersebut.
Jason Lee, direktur Save the Children’s untuk Palestina mengatakan bahwa setidaknya tiga anak Palestina terluka setiap jamnya sejak serangan militer Israel di Gaza mulai pekan lalu.
"Banyak dari anak-anak ini mengalami luka - cacat fisik jangka panjang tetapi juga kerugian yang luar biasa pada kesehatan mental mereka - selama sisa hidup mereka," kata Lee kepada Al Jazeera.
Advertisement