Jawab Keraguan Masyarakat, Kemenkes: Vaksin AstraZeneca Aman, Sudah Disuntikkan ke 160 Juta Orang

Kemenkes menjawab keraguan masyarakat soal keamanan vaksin AstraZeneca.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 17 Mei 2021, 18:57 WIB
Botol kosong vaksin COVID-19 AstraZeneca terlihat selama sesi pelatihan cara memberikan suntikan vaksin COVID-19 di Asosiasi Perawat Korea di Seoul, Korea Selatan (17/2/2021). Korsel berencana memulai inokulasi virus COVID-19 dengan vaksin AstraZeneca pada 26 Februari. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kesehatan RI meyakinkan masyarakat bahwa vaksin AstraZeneca aman untuk digunakan. Sudah lebih dari 160 juta orang di dunia menerima suntikan vaksin yang dikembangkan oleh peneliti Inggris ini.

"Tidak perlu khawatir, vaksin ini aman. Sudah lebih dari 160 juta orang mendapatkan vaksin AstraZeneca," kata Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Siti Nadia Tarmizi kepada Liputan6.com pada Senin (17/5/2021).

Hal ini disampaikan Nadia terkait dengan menyeruaknya kasus dua warga Jakarta yang meninggal usai menerima suntikan vaksin AstraZeneca pada bulan ini.

Selain itu, Nadia juga mengatakan bahwa vaksin dengan vektor adenovirus ini sudah masuk dalam Emergency of Use Listing (EUL) Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO). Selain AstraZeneca, vaksin COVID-19 yang sudah masuk dalam EULWHO adalah Pfizer, Moderna, Johnson & Johnson, dan Sinopharm.

Wanita berkaca mata ini juga mengungkapkan agar masyarakat tidak perlu pilih-pilih vaksin mengingat semua vaksin COVID-19 yang masuk dan digunakan di Indonesia aman dan bermanfaat.

"Selain itu juga ketersediaan vaksin COVID-19 terbatas," katanya.

Mengingat bahwa vaksin AstraZeneca aman dan efektif, Nadia mengingatkan kepada mereka yang terjadwal divaksinasi untuk datang sesuai jadwal. Lalu, yang sudah divaksin dosis pertama, bisa mendapatkan dosis kedua tiga bulan setelahnya.

 


Investigasi

Penyebab kematian dua orang penerima suntikan vaksin AstraZeneca tengah didalami. Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari mengatakan pihaknya terus melakukan investigasi terhadap meninggalnya Trio Fauqi Virdaus dan satu kasus lagi yang diduga karena vaksin AstraZeneca. Kelengkapan data pun harus ada, bahkan autopsi dapat membantu proses investigasi.

"Yang jadi perhatian sampai saat ini kan, apakah (kematian) ini berkaitan dengan imunisasi. Untuk sebab pastinya harus dilengkapi dengan data-data," katanya sebagaimana keterangan yang diterima Health Liputan6.com.

"Untuk autopsi itu keputusan dari pihak keluarga. Silakan bertanya kepada pihak keluarga," kata Hindra saat mendatangi rumah Trio, salah satu orang yang meninggal usai menerima suntikan vaksin AstraZeneca.

Vaksin AstraZeneca batch CTMAV547, yang disuntikkan pada dua orang ini, tengah diperiksa oleh BPOM. Vaksin dari batch ini juga dihentikan sementara penggunaannya karena prinsip kehati-hatian.

Vaksin batch ini diterima Indonesia melalui skema COVAX Facility pada 26 April 2021. Sejauh ini, vaksin batch ini sudah disuntikkan sebagian ke Tentara Nasional Indonesia.


Infografis

Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya