RS Indonesia di Gaza Rusak Akibat Serangan Israel

Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan pada Senin (17/5) malam bahwa pasukan Israel melancarkan serangan di daerah terdekat.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 18 Mei 2021, 12:35 WIB
Dunia mengagumi Indonesia yang konsisten membantu Palestina. Sebuah rumah sakit bernama 'Rumah Sakit Indonesia' berdiri di atas tanah Gaza.

Liputan6.com, Gaza - Rumah Sakit Indonesia di Jalur Gaza mengalami kerusakan sebagian akibat serangan Israel di dekat fasilitas kesehatan.

"Kantor administrasi rumah sakit dirusak oleh serangan Israel tadi malam," kata Kepala Komite Penyelamat Darurat Medis Presidium (MER-C) Sarbini Abdul Murad.

Ia juga menyebutkan bahwa serangan terjadi sekitar 200 meter dari fasilitas tersebut, demikian dikutip dari laman AA.com.tr, Selasa (18/5/2021).

"Tidak langsung terkena bom, tapi ledakan keras membuat gedung-gedung berderak dan langit-langit runtuh," katanya kepada Anadolu Agency.

Murad mengatakan, tidak ada pasien atau karyawan yang terluka tetapi serangan itu menyebabkan banyak trauma.

Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan pada Senin 17 Mei malam bahwa pasukan Israel melancarkan serangan di daerah terdekat.

"Ini bukan pertama kalinya mereka menyerang fasilitas kesehatan. Tindakan ini jelas melanggar hukum humaniter internasional dan Konvensi Jenewa," katanya dalam sebuah pernyataan.

Ia mengutuk serangan itu dan mendesak komunitas internasional untuk mengambil langkah permanen guna menghentikan tindakan keji seperti itu terhadap warga sipil dan fasilitas kesehatan.

Saksikan Video Berikut Ini:


Respons PBB Atas Situasi di Israel-Palestina

Anggota keluarga Palestina Abu Dayer menangis di rumah sakit Al-Shifa setelah kematian anggota keluarga dalam serangan udara Israel di Kota Gaza, Senin (17/5/2021). Tercatat ada 212 penduduk Jalur Gaza, Palestina yang kehilangan nyawa di antaranya 61 korban merupakan anak-anak. (MAHMUD HAMS/AFP)

ewan Keamanan PBB menggelar pertemuan terbuka secara virtual membahas situasi memanas antara Gaza dan Israel. Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan PBB Antonio Guterres pun mengungkapkan harapan agar krisis yang tengah terjadi di wilayah tersebut bisa segera berakhir.

"Saya berterima kasih kepada kepresidenan China karena mengatur pertemuan terbuka ini. Kami bertemu hari ini di tengah eskalasi paling serius di Gaza dan Israel dalam beberapa tahun," demikian pernyataan Guterres tentang situasi di Timur Tengah seperti dikutip dari situs UN.org.

"Permusuhan saat ini benar-benar mengerikan. Kondisi kekerasan terkini hanya melanggengkan siklus kematian, kehancuran dan keputusasaan, dan semakin mendorong ke cakrawala harapan untuk hidup berdampingan dan damai. Pertempuran harus dihentikan. Ini harus segera dihentikan. Roket dan mortir di satu sisi serta pemboman udara dan artileri di sisi lain harus dihentikan. Saya mengimbau semua pihak untuk memperhatikan seruan ini," tegas Gutteres.

Dalam kesempatan tersebut, Gutteres menekankan bahwa PBB secara aktif melibatkan semua pihak menuju gencatan senjata segera.

"Permusuhan telah menyebabkan kematian yang tidak beralasan, penderitaan yang luar biasa dan kerusakan infrastruktur penting. Saya terkejut dengan semakin banyaknya korban sipil Palestina, termasuk banyak wanita dan anak-anak, dari serangan Israel di Gaza. Saya juga menyesalkan kematian pihak Israel akibat roket yang diluncurkan dari Gaza," tuturnya.

"Saya juga sangat prihatin dengan bentrokan kekerasan antara pasukan keamanan Israel dan warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem timur, di mana beberapa keluarga Palestina berada di bawah ancaman penggusuran."

Gutteres menambahkan, aksi kekerasan di Israel oleh kelompok dan massa yang main hakim sendiri telah menambahkan dimensi yang lebih menghebohkan ke krisis yang sudah memburuk. Para pemimpin di semua sisi memiliki tanggung jawab untuk mengekang retorika yang menghasut dan menenangkan ketegangan yang meningkat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya