Liputan6.com, Gaza - Serangan udara telah melumpuhkan satu-satunya laboratorium tes COVID-19 di Jalur Gaza.
Kantor Bulan Sabit Merah Qatar juga dilaporkan rusak akibat serangan tersebut.
Advertisement
Tingkat hasil tes positif COVID-19 di Gaza termasuk yang tertinggi di dunia, dengan angka 28 persen.
Rumah sakit di wilayah yang dilanda kemiskinan, yang telah diblokade Israel selama hampir 15 tahun, telah dipenuhi oleh pasien.
Warga Gaza, Roba Abu al-Awf (20) mengungkapkan bahwa ia bersiap menghadapi malam yang sulit.
"Kami tidak melakukan apa-apa selain duduk di rumah," kata Roba Abu al-Awf, seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (18/5/2021).
"Kematian bisa datang kapan saja - pemboman itu gila dan tidak pandang bulu," ujarnya.
Serangan udara Israel di Gaza telah merusak jalan-jalan dan merusak infrastruktur penting, menyebabkan pemadaman listrik.
Otoritas kelistrikan di Gaza pun telah mengeluarkan peringatan bahwa bahan bakar yang tersisa hanya cukup untuk menyediakan listrik selama dua hingga tiga hari lagi.
Krisis keamanan berisiko memicu bencana kemanusiaan, dengan PBB mengatakan hampir 40.000 warga Palestina telah terlantar dan 2.500 lainnya telah kehilangan rumah mereka dalam serangan itu.
Sementara itu, kelompok Hamas telah menembakkan sekitar 3.350 roket ke Israel dalam baku tembak terbesar dalam beberapa tahun.
Hamas menyebut akan melancarkan lebih banyak serangan roket di Tel Aviv jika serangan di daerah pemukiman tidak berhenti.
Jet-jet tempur Israel juga menghantam terowongan bawah tanah Hamas, "Metro", yang sebelumnya diakui Israel sebagian melalui wilayah sipil.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
212 Warga Palestina Tewas di Gaza Akibat Serangan Udara Israel
Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan darurat pada Selasa (18/5), di tengah kesibukan diplomasi yang bertujuan membendung ketegangan antara Israel dan kelompok Hamas yang telah menewaskan lebih dari 200 orang.
Di tengah seruan untuk diakhirinya kekerasan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Senin malam bahwa Israel akan "terus menyerang sasaran teroris".
Total 212 warga Palestina telah tewas di Gaza, termasuk 61 anak-anak, dan lebih dari 1.400 lainnya luka-luka - sementara di Israel, sepuluh orang telah tewas, termasuk satu anak, dengan ratusan luka-luka, menurut pejabat di kedua sisi.
Pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pada Selasa (18/5) - yang keempat sejak konflik meningkat - dilakukan setelah Amerika Serikat, sekutu utama Israel, memblokir adopsi pernyataan bersama yang menyerukan penghentian kekerasan untuk ketiga kalinya dalam sepekan.
Presiden AS Joe Biden, yang menolak bergabung dengan para pemimpin dunia lainnya untuk pembahasan isu Palestina-Israel, mengatakan kepada Netanyahu pada Senin malam bahwa dia mendukung gencatan senjata, tetapi berhenti menuntut gencatan senjata.
Jurnalis AFP menyebut, Israel melanjutkan serangannya ke Gaza semalaman.
Advertisement