Buwas Usul ke Pemerintah Jual Cadangan Beras Bulog dengan Harga Murah

Budi Waseso mengaku telah mengajukan usulan kepada pemerintah untuk menangani beras yang sudah menahun tersimpan di gudang Bulog

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Mei 2021, 16:20 WIB
Pekerja saat mengangkut karung berisi beras yang belum terpakai di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading, Kamis (18/3/2021). Dirut Perum Bulog Budi Waseso menegaskan tahun ini Indonesia tidak akan mengimpor beras. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengaku telah mengajukan usulan kepada pemerintah untuk menangani beras yang sudah menahun tersimpan di gudang Bulog. Pembahasan ini pun telah dilakukan dalam rapat koordinasi terbatas bersama Presiden Joko Widodo.

"Kami sudah mengajukan dan sudah dua kali rapat untuk menyelesaikan beras menahun ini agar bisa digunakan," kata Budi Waseso dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPR RI dengan Perum Bulog, Jakarta, Selasa (18/5/2021).

Salah satu usulan yang diajukan Buwas (Budi Waseso) meminta izin kepada pemerintah agar cadangan beras pemerintah (CBP) yang sudah menahun dijual dengan harga murah. Semula beras dijual Rp 8.300 per kilogram diturunkan menjadi Rp 6.500 per kilogram.

"Jadi ada penurunan harga supaya bini bisa laku dan bisa ditangani," kata dia.

Lalu, lanjut Buwas selisih harga dari diturunkan ini nantinya akan ditagih kepada pemerintah. "Kita usulkan dijual dengan harga turun, ini beras CBP ini selisihnya ditagih ke negara," sambungnya.

Namu dua kali rapat tersebut masih belum menghasilkan keputusan. Buwas mengklaim dalam rapat tersebut Presiden Jokowi telah menyetujui usulannya.

"Secara lisan Presiden ini minta ditangani, dan setuju kalau ini dijual harga murah," kata dia.

Hanya saja masih belum ada keputusan resmi karena pemerintah harus membayarkan selisih bayar mencapai Rp 740 miliar. "Tapi persoalannya negara harus keluarkan uang untuk selisih Rp 740 miliar dan ini masih dicari solusinya," kata orang nomor satu di Perum Bulog itu.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Beras Tak Layak Konsumsi

Dua pekerja mengecek beras milik Perum Bulog di kawasan Pulo Mas, Jakarta, Kamis (26/11/2020). Kementan kembali memastikan bahwa meski tengah dilanda pandemi Covid-19 pasokan beras hingga akhir tahun masih ada stok beras sebanyak 7,1 juta ton. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Terkait cadangan beras hasil impor sebanyak 412 ribu ton yang disebut tidak layak konsumsi, Buwas mengaku telah bersurat kepada kementerian terkait. Bahkan tiga surat telah dilayangkan.

"Kami sudah bersurat kepada kementerian terkait untuk penanganan masalah ini, sudah 3 kali kami bersurat buat 412 ribu ton beras eks impor," kata dia.

Dia menjelaskan kondisi beras tersebut bukan tidak layak konsumsi. Melainkan masih bisa digunakan dengan perawatan khusus. Hanya saja, biaya perawatan tersebut dinilai sangat tinggi.

"Yang 412 ribu ton ini bukan nggak bisa digunakan, bisa tapi dengan perawatan dan biaya perawatannya tinggi," kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya