Liputan6.com, New Delhi - Sejumlah warga di sebuah desa di India utara, menjalani perawatan COVID-19 di bawah pohon karena kurangnya fasilitas medis di daerah tersebut.
Mereka pun dirawat di bawah pohon dengan ditemani oleh seekor sapi. Tidak ada dokter atau fasilitas kesehatan di Mewla Gopalgarh di negara bagian terpadat di India, Uttar Pradesh, 90 menit dari Ibu Kota New Delhi.
Advertisement
Di dekat Mewla Gopalgarh, saat terdapat fasilitas rumah sakit pemerintah, tetapi tidak memiliki tempat tidur yang cukup.
Masalah ini membuat para penduduk desa tidak bisa mendapatkan perawatan medis atau membayar perawatan di klinik swasta.
Beberapa orang mempercayai bahwa dengan berbaring di bawah pohon neem, yang dikenal dengan khasiat obatnya, akan meningkatkan kadar oksigen mereka.
Namun, belum adanya pengetahuan ilmiah untuk cara perawatan itu, atau untuk beberapa solusi lain.
"Ketika orang menjadi sesak, mereka harus pergi ke bawah pohon untuk meningkatkan kadar oksigen mereka," kata seorang warga bernama Sanjay Singh, yang ayahnya yang berusia 74 tahun meninggal beberapa hari lalu setelah mengalami demam.
Singh mengatakan bahwa ayahnya tidak sempat dites COVID-19 dan meninggal dalam dua hari.
"Orang-orang sekarat dan tidak ada yang menjaga kami," ungkap Singh, demikian seperti dikutip dari The Straits Times, Selasa (18/5/2021).
Saksikan Video Berikut Ini:
Wabah Besar COVID-19 di India Sudah Capai Wilayah Pedesaan
Gelombang kedua infeksi COVID-19 yang terjadi di India, telah mencapai wilayah pedesaan yang luas di negara itu, di mana perawatan medis menjadi sangat minim.
Perdana Menteri India Narendra Modi, yang menghadapi kritik karena persiapan gelombang kedua dinilai gagal, mengatakan dalam pidatonya pekan lalu bahwa pandemi menyebar dengan cepat di desa-desa dan mendesak orang-orang untuk tidak mengabaikan gejalanya.
"Lakukan tes, isolasi diri Anda dan mulai pengobatan tepat waktu," kata Modi.
Tetapi di pedesaan India, orang-orang berusaha sebaik mungkin.
Seorang perempuan di desa di India dilaporkan harus meminjam tabung oksigen dari tetangganya yang kondisinya sedikit membaik, menurut keluarganya.
"Sebenarnya, belum ada tes COVID-19. Kami telah mencoba tetapi mereka mengatakan kepada kami bahwa mereka tidak memiliki cukup staf," ungkap Yogesh Talan (48), mantan kepala desa.
Advertisement