Liputan6.com, Jakarta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono ingin menghapus persepsi rumah subsidi murahan melalui pembangunan serta penyediaan rumah subsidi yang berkualitas.
"Kita harus menghilangkan persepsi rumah subsidi merupakan rumah murahan dan tidak berkualitas," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono seperti melansir Antara, di Jakarta, Selasa (18/5/2021).
Advertisement
Menurut dia, rumah bersubsidi harus menjadi rumah yang layak huni. Di mana, bukan hanya berkualitas secara konstruksi namun juga secara lingkungan perumahan.
"Untuk itulah saya minta bank pelaksana/penyalur FLPP, ketika akan melakukan akad jual beli, harus melihat di mana calon lokasi perumahan yang akan dibangun, siapa pengembangnya," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Dia berharap para pengembang perumahan yang sudah berkomitmen menjadi pengembang yang dapat diandalkan dan mitra yang kredibel.
"Saya juga meminta kepada Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) untuk memperhatikan para pengembang ini. Jangan sampai mempersulit para pengembang yang telah menyatakan komitmen pada hari ini Selasa (18/5). Ini semua adalah tim sekaligus mitra kita untuk bisa lebih memeratakan penyediaan rumah bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah," ujar Basuki Hadimuljono.
Dia turut mengapresiasi para pengembang yang telah menyatakan komitmen, sehingga diharapkan dapat ditindaklanjuti dengan tindakan yang lebih baik lagi dalam menyediakan rumah subsidi berkualitas bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Hal ini juga merupakan tanggung jawab bank pelaksana FLPP ( Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) yang tidak hanya menyalurkan kuantitas dana itu.
"Setiap tahun kita harus meningkatkan kualitas rumah subsidi, tahap demi tahap harus lebih baik," lanjut Basuki.
Hari ini Selasa (18/5) Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perumnas) bersama 21 asosiasi perumahan dengan Kementerian PUPR menandatangani komitmen bersama dalam Gerakan Bangun Rumah Subsidi.
Penandatangan tersebut merupakan sebuah tekad bersama dari para stakeholder untuk mewujudkan pembangunan rumah subsidi yang berkualitas bagi masyarakat Indonesia.
Saksikan Video Ini
Program Sejuta Rumah Capai 164.071 Unit per Maret 2021
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Perumahan mencatat pencapaian kinerja program Sejuta Rumah hingga Maret 2021 mencapai 164.071 unit rumah di seluruh Indonesia.
Capaian tersebut terdiri dari pembangunan rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebanyak 146.766 unit dan rumah non-MBR sebanyak 17.035 unit.
"Capaian Program Sejuta Rumah pada triwulan pertama yakni per tanggal 31 Maret 2021 sebanyak 164.071 unit rumah di seluruh Indonesia," ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid dalam keterangan tertulis, Kamis (15/4/2021).
Khalawi mengatakan, angka capaian program Sejuta Rumah akan terus disampaikan ke masyarakat oleh Kementerian PUPR. Hal tersebut dilaksanakan untuk menunjukkan kinerja pemerintah bersama para pemangku kepentingan bidang perumahan dalam menyediakan hunian layak bagi masyarakat.
Menurut dia, adanya peningkatan jumlah capaian program Sejuta Rumah diperoleh dari penambahan dari kegiatan pembangunan rumah swadaya dan Dana Alokasi Khusus (DAK) di Kementerian PUPR. Selain itu juga adanya pembangunan peningkatan kualitas rumah oleh pemerintah daerah.
Berdasarkan data yang dimiliki Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, dalam pelaksanaan program Sejuta Rumah, pemerintah menargetkan 70 persen pembangunan rumah untuk MBR dan sissanya 30 persen untuk rumah non MBR.
Capaian pembangunan untuk rumah MBR berasal dari pembangunan yang dilaksanakan pemerintah yakni rumah susun sebanyak 325 unit, rumah swadaya sebanyak 46.415 unit dan DAK 646 unit.
Pemerintah daerah juga tercatat telah membangun rumah masyarakat melalui peningkatan kualitas rumah sebanyak 1.353 unit. Sedangkan pengembang perumahan berhasil membangun sebanyak 94.684 unit, dan masyarakat membangun sendiri rumah secara swadaya sebanyak 3.343 unit.
Advertisement