Anggota OSIS dan Pramuka Ikut Kawal Proses Pembelajaran Tatap Muka di Sulsel

Setiap sekolah merekrut anggota Osis dan Pramuka untuk menjadi Tim Satgas Covid-19 di masing-masing sekolah.

oleh Fauzan diperbarui 19 Mei 2021, 13:00 WIB
Ilustrasi sekolah (dok. Pixabay.com/Wokandapix/Putu Elmira)

Liputan6.com, Makassar - Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan telah mengizinkan pembelajaran tatap muka di sejumlah sekolah yang ada di Sulawesi Selatan sejak Januari 2021 lalu. Demi memastikan pembelajaran itu mematuhi seluruh protokol kesehatan, Dinas Pendidikan telah membentuk satuan tugas penanganan Covid-19​ khusus.

Sekretaris Dinas Pendidikan Sulsel, Hery Sumiharto mengatakan bahwa Satgas Penanganan Covid-19 itu telah dibentuk jauh-jauh hari sebelum pembelajaran tatap muka dimulai. Mereka yang dipilih adalah anggota dari Siswa Intera Sekolah (OSIS) dan Pramuka di sejumlah SMP, SMA dan SMK yang telah melangsungkan pembelajaran tatap muka. 

"Di SMP, SMA dan SMK itu kita sudah bikin Satgas Covid-19 yang ada di sekolah masing-masing. Yang terdiri dari anggota OSIS, Pramuka, guru BK dan dari Puskesmas setempat. Dan kalau bisa dilibatkan juga polisi," kata Hery saat dikonfirmasi, Selasa (18/5/2021).

Hery juga menjelaskan bahwa tujuan dibentuknya satgas khusus itu adalah agar pelaksanaan pembelajaran tatap muka yang telah diberlakukan nantinya dapat berjalan dengan lancar. Sehingga, para murid yang kembali beraktivitas di sekolah tidak terpapar Covid-19.

"Ya tentu saja agar seluruh proses pembelajaran berjalan lancar ya," terang dia. 

Tim Satgas Covid-19 yang telah dibentuk, kata Hery, akan melakukan pemantauan terkait semua rangkaian kegiatan yang dilakukan di setiap sekolah. Saat pembelajaran tatap muka telah digelar.

"Jadi masing-masing dari sekolah itu sudah ada Satgas Covid-nya. Itu nanti yang melihat bagaimana keadaan dari sekoah terkait dengan tatap muka apabila sudah dibuka," jelas Hery.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:


Syarat Pembelajaran Tatap Muka

Ilustrasi COVID-19. Foto: (Ade Nasihudin/Liputan6.com).

Hery menerangkan bahwa sejatinya kondisi di Provinsi Sulawesi Selatan saat ini memang telah memungkinkan pelaksanaan pembelajaran tatap muka. Alasannya adalah karena wilayah di sejumlah kabupaten dinilai telah keluar dari zona merah. 

Meski begitu, petugas harus tetap waspada dan memastikan tidak adanya lonjakan kasus Covid-19 di Sulsel. Sebab, keadaan bisa saja kembali mengalami perubahan setelah libur panjang perayaan Idul Fitri 1442 Hijriah.

"Karena sekarang Sulawesi Selatan itu sudah hampir masuk ke zona hijau. Ini kan sekarang sudah oranye, tapi kita lihat lagi kasus Covid. Jangan sampai sudah berubah," terang Hery.

Hery mengaku bahwa rencana pembelajaran secara tatap muka di Sulsel juga seperti daerah-daerah lain, yakni pada tahun ajaran baru mendatang yang diketahui pada awal Juli 2021. Bahkan, kata dia, sekolah-sekolah di Sulsel pun telah siap menggelar sekolah tatap muka sejak Januari 2021.

"Kalau di sekolah itu dari Januari 2021 sudah siap semua. Cuma kita harus melihat keadaan di daerah itu sendiri. Yang memutuskan itu kan daerahnya sendiri bagaimana," kata dia.

Untuk dapat menggelar pembelajaran secara tatap muka, kata Hery, syaratnya harus merujuk pada Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid-19.

"Kalau SD dan SMP itu kan kewenangan dari Kabupaten dan Kota. Kalau SMK atau SMA itu kewenangan dari Provinsi. Tapi secara keseluruhan itu harus sesuai dengan izin dari pemerintah setempat juga," tambah Hery.

Selain itu, pembelajaran secara tatap muka juga harus menerapkan protokol kesehatan. Seperti memakai masker, jaga jarak dan mencuci tangan.

"Syarat-syarat yang diberikan harus dimiliki oleh sekolah dalam pembukaan. Syaratnya kita merujuk ke SKB Empat Menteri. Ada sarana prasarana, ada izin dari orang tua dan petugas Covid serta ada izin dari pemerintah setempat. Itu yang harus dimiliki semua," dia memungkasi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya