Usai Sebut Arab Saudi Dukung Kebangkitan ISIS, Menlu Lebanon Charbel Wehbe Lengser

Menlu Lebanon lengser karena mengkritik Arab Saudi terkait dukungan terhadap ISIS.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 20 Mei 2021, 08:01 WIB
Ilustrasi bendera Arab Saudi (AFP Photo)

Liputan6.com, Beirut - Menteri Luar Negeri Lebanon, Charbel Wehbe, mundur dari posisinya usai memicu kontroversi melalui komentarnya. Wehbe menyindir Arab Saudi mendanai bangkitnya ISIS.

Pernyataan Charbel Wehbe membuat duta besar Lebanon dipanggil oleh Kerajaan Arab Saudi, Uni Arab Emirat, Kuwait, dan Bahrain.

Pada Rabu (19/5/2021), Arab News melaporkan bahwa Wehbe akhirnya mundur karena khawatir pernyataannya menggangu diplomasi antar negara. Pengunduran diri Wehbe telah diserahkan ke Presiden Lebanon Michel Aoun.

Ucapan kontroversial Wehber dibuat ketika ia melakukan wawancara televisi. Ia memberikan sindiran bahwa Arab Saudi mendukung kebangkitan ISIS di Suriah dan Irak.

"Pernyataan-pernyataannya melanggar norma-norma diplomatik yang paling mendasar dan tidak pantas dalam konteksi hubungan bersejarah antara kedua rakyat yang bersaudara," tulis pernyataan Kemlu Arab Saudi, seperti dikutip The National News.

Ketika tampil di acara televisi itu, situasi memanas setelah Wehbe tersinggung atas ucapan narasumber dari Arab Saudi bahwa Presiden Lebanon mendukung Hizbullah sehingga pengaruhnya makin kuat. Ia sampai menyebut narsum Saudi sebagai "Badui."

"Saya tidak menerima ini. Saya di Lebanon, dan saya dihina oleh seorang Badui," ujar Wehbe. Ia lanjut menekan narsum dari Saudi dengan pertanyaan tentang ISIS. "Siapa yang mendanai mereka? Apakah saya?" ujarnya.


Arab Saudi Beberkan Sumbangan ke Lebanon

Raja Salman dalam Acara Pendamping KTT G20 (Foto: G20 Saudi Arabia)

Pihak Arab Saudi juga membeberkan sumbangan-sumbangan mereka kepada Lebanon. Mulai dari menegakan Perjanjian Taef untuk mengakhiri perang saudara Lebanon, hingga bantuan miliaran dolar.

"Inilah daftar dari beberapa kontribusi Arab Saudi (negara Badui)," tulis negosiator Arab Saudi, Fadel Abu Al Ainayn, yang berpengalaman dalam relasi dengan Lebanon.

Sementara, Presiden Michel Aoun menyebut ucapan Wehbe adalah pendapat pribadi.

"Kepresidenan menganggap bahwa ucapan-ucapan menteri luar negeri mencerminkan opini pribadinya, dan tidaklah mencerminkan negara Lebanon, dan President General Michel Aoun yang kerap menolak hinaan apapun terhadap negara-negara sahabat pada umumnya, dan terutama Arab Saudi dan negara-negara Teluk," ujarnya.


Infografis Krisis Palestina 2021:

Infografis Rentetan Konflik Terbaru Israel - Palestina. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya