Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mendorong pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mengembangkan sayap dengan mengadopsi platform digital. Langkah ini sangat brmanfaat terutama di tengah pandemi Covid-19 dimana ada pembatasan mobilitas manusia demi mengendalikan penyebaran virus.
Sebagai pelaku usaha, Founder Roti Eneng & Sepiring Cerita, Sarah Diana Oktavia mengaku tetap berhati-hati dalam merespons kebijakan tersebut. Pandemi memang membuat bisnisnya ikut terdampak, namun hal itu tak lantas membuat dirinya asal bergabung dengan platform digital untuk menjajakan produknya.
Advertisement
Sebelum memutuskan untuk beralih ke ekosistem digital, Sarah mencari tahu lebih dulu keuntungan yang bisa didapatkannya bila bergabung dengan sebuah platform digital.
"Waktu itu saya cari tahu dulu apa sih yang bisa ditawarkan dan kelebihannya kalau saya bergabung," kata Sarah dalam Dialog Geliat Digitalisasi UMKM, Jakarta, Rabu (19/5/2021).
Sebagai pelaku usaha, kata Sarah penting baginya mengetahui fasilitas yang didapat ketika bergabung dengan e-commerce. Mulai dari cara kerja perusahaan, cara perusahaan mempromosikan produk hingga cara membedakan produk serupa yang dijual di tempat yang sama.
"Saya harus tahu dulu gimana cara merka kerja, cara mereka memasarkan produk saya sampai cara membedakan produk saya sendiri dengan produk lain yang sama," kata dia.
Setelah berbagai pertanyaan tersebut terjawab, Sarah akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan platform digital untuk menjual produknya. Terlepas dari adanya pandemi atau tidak, Sarah mengaku sejak beralih ke sistem digital, penjualan roti yang dibuatnya mengalami peningkatan.
Permintaan produk meningkat dan omzet pun turut mengikuti. Bahkan dia harus membuka dapur baru karena banjirnya pesanan dari pasar digital.
"Roti Eneng ini sekarang tambah satu dapur lagi karena permintaan di marketplace ini tinggi," kata dia.
Dia mengakui, pandemi Covid-19 membuat dirinya sebagai pelaku usaha harus terus bangkit dan memanfaatkan yang ada. Tanpa adanya pandemi dan transformasi digital belum tentu usahanya bisa berkembang seperti sekarang.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pandemi Masih Melanda, UMKM Wajib Masuk Ekosistem Digital Biar Tak Gulung Tikar
Sebelumnya, digitalisasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan keharusan di masa pandemi Covid-19. Digitalisasi bahkan dinilai menjadi strategi paling mumpuni untuk membantu UMKM bertahan dan bangkit di masa pandemi Covid-19.
Program digitalisasi UMKM salah satunya dilakukan PT Bank DKI Jakarta. Pemimpin Divisi Komunikasi Bisnis Bank DKI Edy Supriyadi mengatakan, pandemi Covid-19 telah berdampak kepada debitur Bank DKI.
Menurut dia, ada sebanyak 42,8 persen debitur kredit mikro yang terdampak dengan jumlah baki debet terdampak mencapai 55,2 persen. Adapun debitur kredit ritel terdampak sebanyak 29 persen dengan jumlah total baki debet terdampak sebesar 38,2 persen.
Edy mengatakan, Bank DKI memberikan beberapa alternatif relaksasi bagi debitur yang terdampak, termasuk bagi UMKM. "Relaksasi itu, antara lain, penangguhan pokok pinjaman, penurunan suku bunga, dan penambahan tenor," kata Edy dalam webinar Klub Jurnalis Ekonomi Jakarta yang membahas digitalisasi UMKM, Senin (10/5/2021).
Selain memberikan relaksasi, Bank DKI turut membantu pelaku UMKM bertahan dengan berbagai program digitalisasi. Bank DKI, ujar dia, membangun ekosistem finansial digital yang terpadu dengan konsep 3S, yaitu smart, simpel, dan secure. Simpel artinya nasabah dapat melakukan self service untuk fasilitas perbankan digital bank DKI. Kemudian Smart, nasabah, termasuk pelaku UMKM, bisa melakukan akses kapanpun ke fasilitas digital bank DKI. "Ini termasuk untuk pengajuan kredit," katanya.
Sedangkan konsep Secure adalah proses underwriting yang baik yang akan membantu kelancaran pembayaran pinjaman dan menekan risiko kredit macet (NPL).
Edy menyampaikan, salah satu misi Bank DKI adalah mendukung pertumbuhan Jakarta melalui pengembangan UMKM serta kemudahan bertransaksi dan mewujudkan sistem transaksi nontunai. Dalam mendukung misi tersebut, Bank DKI fokus pada pengembangan pengusaha UMKM dan melakukan digitalisasi sampai ke level terkecil.
Ia mengatakan, salah satu program yang dijalankan adalah penerapan digitalisasi terhadap pedagang pasar dan pedagang kaki lima. Melalui program ini, Bank DKI mengajak pedagang UMKM, khususnya yang berada di Pasar Jaya dan pedagang kaki lima yang berada pada lokasi naungan Pemprov DKI, melakukan digitalisasi melalui penawaran produk dan layanan digital yang komprehensif.
"Ada sejumlah layanan digital yang dikembangkan terkait hal tersebut. Yaitu, membangun Agen Laku Pandai, pengelolaan keuangan, UMKM go digital, dan kartu pedagang.
Menurut Edy, layanan channel digital Bank DKI dipersiapkan agar mendukung kegiatan usaha UMKM. Tidak hanya untuk melayani pelanggan UMKM, fitur dari layanan digital juga bertujuan meningkatkan pendapatan bagi UMKM yang bekerja sama dengan Bank DKI," ujar Hery.
Advertisement