Liputan6.com, Jakarta - Masa kehamilan bisa jadi saat paling sensitif bagi seorang perempuan. Perubahan hormon dan emosi membuat para ibu hamil harus berhati-hati dengan produk apa yang dipakai dan makanan yang diasup.
Salah satu yang wajib dipelajari para ibu hamil adalah makanan yang sebaiknya tidak dikonsumsi. Pasalnya, makanan yang salah bisa berakibat fatal pada kesehatan ibu dan janin, termasuk menyebabkan keguguran.
Apa saja makanan yang semestinya tidak dikonsumsi oleh ibu hamil? Simak rangkumannya berikut seperti dilansir dari laman Healthline, Rabu, 19 Mei 2021.
Baca Juga
Advertisement
1. Makanan laut berkadar merkuri tinggi
Merkuri merupakan salah satu zat beracun yang biasanya ditemukan di air laut yang tercemar. Beberapa makanan laut menyerap zat ini lebih tinggi, seperti ikan tokad, makarel, tuna (terutama tuna mata besar), dan marlin. Bila ibu hamil mengonsumsinya, hal itu bisa meracuni sistem saraf, sistem kekebalan tubuh, dan ginjal.
Maka, ibu hamil sebaiknya mengganti sumber protein ke yang lebih rendah risiko tercemar merkuri. Rekomendasinya di antaranya adalah teri, ikan kod, salmon, nila, dan ikan air tawar lainnya. Ikan-ikanan itu sebaiknya dikonsumsi tiga kali dalam seminggu karena ikan mengandung omega-3 yang tinggi.
2. Ikan setengah matang atau mentah
Para penggemar sushi atau sashimi harus lebih banyak bersabar. Ibu hamil tidak disarankan menyantap makanan laut setengah matang atau mentah lantaran bisa menyebabkan beberapa infeksi, seperti infeksi virus, bakteri, atau parasit seperti Norovirus, Vibrio, Salmonella, dan Listeria.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyatakan, ibu hamil 10 kali lebih mudah terinfeksi oleh Listeria daripada wanita yang tidak hamil. Bakteri Listeria dapat ditularkan ke bayi melalui plasenta, meskipun Anda tidak menunjukkan gejala terinfeksi. Jika ibu hamil terinfeksi, akan menyebabkan persalinan prematur, keguguran, lahir mati, dan masalah kesehatan serius lainnya.
3. Daging setengah matang, mentah atau olahan
Mengonsumsi daging yang kurang matang atau mentah juga bisa meningkatkan risiko nfeksi dari beberapa bakteri atau parasit, termasuk Toksoplasma, E. coli, Listeria, dan Salmonella. Bakteri ini dapat mengancam keselamatan calon bayi dan mungkin menyebabkan penyakit saraf yang parah, cacat intelektual, kebutaan, dan epilepsi.
Daging pada hot dog atau burger juga harus menjadi perhatian, lantaran daging jenis ini sangat mudah terinfeksi berbagai bakteri selama proses penyimpanan. Wanita hamil juga sebaiknya tidak mengonsumsi produk daging olahan kecuali telah dipanaskan hingga benar-benar matang.
4. Kafein
Wanita hamil umumnya disarankan untuk membatasi asupan kafein kurang dari 200 miligram per hari, menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG). Kafein bisa diserap dengan sangat mudah dan cepat oleh plasenta.
Karena janin dan plasentanya tidak memiliki enzim utama untuk memetabolisme kafein, janin bisa mengandung kafein berkadar tinggi. Asupan kafein yang tinggi selama kehamilan terbukti dapat membatasi pertumbuhan janin dan meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan yang kurang.
Advertisement
5. Produk yang tidak dicuci
Permukaan kulit buah dan sayur sangat mudah terkontaminasi kuman, baik saat proses panen maupun pengemasan. Akibatnya, beberapa bakteri dan parasit tertinggal pada sayur dan buah yang tidak dicuci atau dikupas. Salah satu parasit berbahaya yang mungkin tertinggal pada buah dan sayuran adalah toksoplasma, bakteri yang sering terdapat pada kotoran hewan.
Kebanyakan bayi yang terinfeksi bakteri toksoplasma saat masih dalam kandungan tidak memiliki gejala saat lahir. Namun, mereka dapat mengalami kebutaan atau cacat intelektual di kemudian hari. Maka, Anda sangat dianjurkan untuk mencuci sayur dan buah dengan teliti sebelum dikonsumsi.
6. Susu, keju dan jus buah yang tidak dipasteurisasi
Susu mentah , keju yang tidak dipasteurisasi, dan keju matang lembut dapat mengandung berbagai bakteri berbahaya termasuk Listeria, Salmonella, E. coli, dan Campylobacter. Hal yang sama berlaku untuk jus yang tidak dipasteurisasi, yang juga rentan terkontaminasi bakteri.
Semua infeksi ini bisa membahayakan jiwa bayi yang belum lahir. Maka, pasteurisasi atau proses pemanasan adalah cara yang paling efektif untuk membunuh bakteri berbahaya, tanpa mengubah nilai gizi produk. (Dinda Rizky Amalia Siregar)
Cara Aman Pesan Makanan Online
Advertisement