Joe Biden Tarik Sanksi Perusahaan yang Bangun Pipa Gas Antara Rusia dan Jerman

Amerika Serikat juga mencabut sanksi terhadap sekutu Rusia.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 20 Mei 2021, 13:33 WIB
Gambar ini menunjukkan patung lilin Presiden AS Joe Biden saat diluncurkan di museum lilin Musee Grevin di Paris, Selasa (18/5/2021). Publik akan dapat menemukan presiden Amerika yang tersenyum di mana patung Donald Trump sebelumnya berdiri. (Christophe ARCHAMBAULT/AFP)

Liputan6.com, Moskow - Pemerintahan Joe Biden telah membebaskan sanksi terhadap perusahaan yang membangun pipa gas kontroversial antara Rusia dan Jerman.

Joe Biden juga mencabut sanksi terhadap eksekutif - sekutu Rusia Vladimir Putin - yang memimpin perusahaan di belakang proyek Nord Stream 2, seperti dikutip dari laman BBC, Kamis (20/5/2021).

Langkah itu muncul dalam laporan sanksi Rusia yang dikirim ke Kongres oleh Departemen Luar Negeri. Kritikus mengatakan pipa tersebut adalah hadiah geopolitik utama untuk Kremlin.

Proyek yang akan membawa gas dari Kutub Utara Rusia di bawah Laut Baltik ke Jerman, sudah lebih dari 95 persen selesai. Laporan Departemen Luar Negeri mencatat bahwa Nord Stream 2 AG dan kepala eksekutifnya, Matthias Warnig, mantan perwira intelijen Jerman Timur, terlibat dalam aktivitas tersebut.

Tapi ia menyimpulkan bahwa itu adalah kepentingan nasional AS untuk mengesampingkan sanksi.

Departemen Luar Negeri juga menjatuhkan sanksi pada empat kapal Rusia yang terlibat dalam pembangunan Nord Stream 2, meskipun para pengkritik mengatakan itu tidak akan cukup untuk menghentikan aktivitas pipa.

Joe Biden mengatakan, menentang proyek US$ 11 miliar tersebut. Menteri Luar Negeri Anthony Blinken mengatakan selama sidang konfirmasi bahwa dia "bertekad untuk melakukan apa pun yang kami bisa untuk mencegah penyelesaian dari Nord Stream 2."


Apa reaksi dunia?

Presiden Joe Biden berpidato didampingi Wakil Presiden Kamala Harris dan Ketua DPR Nancy Pelosi di Kongres, US Capitol, Washington, Amerika Serikat, Rabu (28/4/2021). Pidato pertama Joe Biden di depan Kongres kali ini khusus hanya untuk undangan. (Melina Mara/The Washington Post via AP, Pool)

Pada Rabu (19/5), diplomat top Amerika Serikat bertemu dengan mitranya dari Rusia pada pertemuan puncak internasional di Islandia.

Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov mengatakan, Rusia dan AS memiliki "perbedaan serius", tetapi harus bekerja sama "di berbagai bidang demi kepentingan bersama agar tak bertabrakan".

Blinken mengatakan, Biden menginginkan "hubungan yang stabil dan dapat diprediksi dengan Rusia".

Sebelumnya juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, laporan pembebasan sanksi AS yang akan datang adalah "sinyal positif".

Para pejabat Jerman juga menyambut baik pengabaian sanksi sebagai "langkah konstruktif" dari pemerintahan Biden.

Menteri Luar Negeri Heiko Maas mengatakan kepada wartawan: "Ini adalah ekspresi dari fakta bahwa Jerman adalah mitra penting bagi AS, yang dapat diandalkan di masa depan."

Tetapi Yuriy Vitrenko, kepala eksekutif perusahaan energi milik negara Ukraina, Naftogaz, mengatakan Kyiv akan menekan Washington untuk menjatuhkan sanksi guna menghentikan pipa tersebut.

Vitrenko mengatakan Nord Stream adalah "proyek geopolitik paling berbahaya" Rusia.


Infografis Penangguhan Vaksin AstraZeneca

Infografis Ramai-Ramai Tangguhkan Vaksin AstraZeneca, Ada Apa? (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya