Harga Tertekan, Miliarder Ini Prediksi Bitcoin Bakal Kembali Menguat

Miliarder Mike Novogratz mendorong investor untuk membeli seiring harga uang kripto termasuk bitcoin turun.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 20 Mei 2021, 11:52 WIB
Bitcoin - Image by Allan Lau from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Miliarder Mike Novogratz mendorong investor aset kripto untuk mempertahankan posisi mereka meskipun ada aksi jual tajam. Aksi jual besar-besaran itu berimbas pada anjloknya harga uang kripto bitcoin mendekati posisi USD 30.000.

CEO Galaxy Digital itu bahkan mendorong investor untuk membeli selama penurunan. Dalam video berdurasi dua setengah menit yang dirilis oleh perusahaannya, Mike mengatakan, volatilitas itu normal.

"Pasar sekarang akan berkonsolidasi selama berminggu-minggu, jika bukan beberapa bulan, karena itu membangun kembali kepercayaan," kata Novogratz, dilansir dari Business Insider, Kamis (20/5/2021).

Dia mengatakan 'likuidasi raksasa' adalah pertemuan dari banyak faktor. Termasuk dari tenggat waktu pajak yang telah lewat baru-baru ini.

Hal itu telah memenuhi syarat beberapa kepemilikan mata uang kripto menjadi keuntungan modal jangka panjang. Hingga sentimen dari pernyataan Elon Musk mengenai dampak bitcoin terhadap lingkungan.

"Saya ingin menekankan dengan keras dan jelas bahwa kemajuan mendasar yang terjadi di kedua ekosistem bitcoin, ekosistem Ethereum, di sebagian besar ekosistem kripto sangat cepat."

"Crypto mengalami pencucian ini sebelumnya dan selalu kembali kuat,” imbuh dia.

Menurut data dari CoinMarketCap.com, kapitalisasi pasar untuk mata uang digital global merosot USD 1,35 triliun pada Rabu, turun 47 persen dari posisi puncak baru-baru ini USD 2,56 triliun pada 12 Mei 2021.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Harga Bitcoin Merosot 30 Persen dalam Satu Hari

Seorang teknisi melakukan perawatan pada rig pertambangan dari komputer super di dalam pabrik bitcoin 'Genesis Farming' di dekat Reykjavik, Islandia (16/3). (AFP Photo/Halldor Kolbeins)

Sebelumnya, harga bitcoin anjlok mendekati posisi USD 30.000 atau sekitar Rp 429,29 juta (asumsi kurs Rp 14.309 per dolar Amerika Serikat). Tekanan terhadap bitcoin seiring aksi jual lebih lanjut besar-besaran yang dimulai pekan lalu.

Harga bitcoin turun lebih dari 30 persen menjadi USD 30,015,02 atau sekitar Rp 429,64 juta, berdasarkan data Coin Metrics. Harga bitcoin sentuh level terendah USD 30.001,52 karena aksi jual meningkat pada Rabu pagi.

Mata uang kripto belum pernah diperdagangkan di bawah USD 30.000 sejak akhir Januari 2021. Penurunan harga bitcoin pada Rabu, 19 Mei 2021 memperpanjang kerugian bitcoin selama seminggu terakhir menjadi lebih dari 40 persen.

Mengutip CNBC, Rabu (19/5/2021), ini artinya harga bitcoin yang melemah menghapus keuntungan setelah Tesla umumkan beli mata uang kripto senilai USD 1,5 miliar. Uang kripto turun lebih dari 50 persen sejak mencapai rekor tertinggi USD 64,829 pada pertengahan April 2021.

Mata uang kripto lainnya juga tergelincir pada Rabu, 19 Mei 2021. Uang kripto termasuk Ether, mata uang digital yang menggerakkan blockchain Ethereum turun lebih dari 30 persen pada USD 2.235, berdasarkan data Coin Metrics. Harga dogecoin turun lebih dari 30 persen menjadi sekitar 32 sen.

Sejumlah sentimen negatif menekan harga bitcoin selama sepekan. Hal itu mulai dari Elon Musk hingga langkah China memperketat pemakaian uang kripto.

"Pasar kripto saat ini memproses serangkaian berita yang memicu penurunan harga,” ujar Direktur Eksekutif ARK36, Ulrik Lykke, dilansir dari CNBC

 

Lykke menuturkan, dana lebih dari USD 250 miliar atau sekitar Rp 3.578,68 triliun (asumsi kurs Rp 14.314 per dolar AS) menguap dari pasar bitcoin saja pada pekan lalu. "Meski angka itu terlihat “astronomis”, pergerakan seperti itu tidak jarang terjadi di pasar kripto yang bergejolak,” ujar dia.

Lykke menambahkan, prospek bitcoin mungkin terlihat suram saat ini tetapi secara historis ini hanya rintangan lain yang harus diatasi bitcoin dan merupakan rintangan kecil dibandingkan masa lalu.

Di tengah aksi jual, harga bitcoin masih naik lebih dari 30 persen secara year to date dan menguat 300 persen dalam 12 bulan  terakhir.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya